AMBON (info-ambon.com)-Keberadaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), anak jalanan (anjal), dan gelandangan-pengemis (gepeng) kembali menjadi sorotan publik di Kota Ambon. Mereka terlihat marak beraktivitas di ruang-ruang publik, mulai dari kawasan lampu merah, taman kota seperti Pattimura Park dan Lapangan Merdeka, hingga di bawah Jembatan Merah Putih (JMP) dan depan pusat perbelanjaan Maluku City Mall (MCM).
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Dinas Sosial (Dinsos) mengambil langkah cepat dengan melakukan penertiban dan evakuasi. Salah satu ODGJ yang meresahkan warga di kawasan Kebun Cengkeh, Kecamatan Sirimau, telah dievakuasi ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Nania.
“Setelah menerima laporan dari masyarakat, tim kami turun langsung dan menemukan ODGJ perempuan dalam kondisi hamil tua. Kami segera membawanya ke RSKD untuk penanganan medis,” kata Plt Kepala Dinas Sosial Kota Ambon, Imelda Tahalele, kepada info-ambon.com di Ambon, Selasa (17/6/2025).
Tahalele menjelaskan, evakuasi ini adalah bagian dari penertiban berkelanjutan terhadap ODGJ di wilayah kota. Ia meminta masyarakat turut serta melaporkan jika melihat ODGJ atau anak jalanan di lokasi umum.
“Kami berkomitmen untuk menjaga ketertiban sosial di Kota Ambon. Tapi kami butuh kolaborasi semua pihak, terutama masyarakat,” ujarnya.
Terkait langkah jangka panjang, Tahalele menyoroti pentingnya pembangunan rumah singgah. Menurutnya, Dinas Sosial hingga saat ini belum memiliki fasilitas shelter untuk menampung ODGJ, anjal, dan gepeng secara permanen.
“Kita sudah beberapa kali melakukan razia. Tapi setelah pembinaan singkat, mereka kembali ke jalan karena tidak ada tempat penampungan yang layak. Ini jadi tantangan besar,” kata mantan Camat Teluk Ambon itu.
Selain ODGJ, Dinsos juga berhasil mengamankan empat anak jalanan dalam operasi terbaru. Namun, tanpa dukungan keluarga dan fasilitas penampungan, proses pembinaan dinilai belum maksimal.
“Seharusnya keluarga menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab. Kalau keluarga tak ambil bagian, upaya kami hanya akan berputar di siklus yang sama,” tambahnya.
Tahalele berharap Pemkot, dapat segera menganggarkan pembangunan rumah singgah, agar pendekatan penanganan masalah sosial dapat lebih humanis, terarah, dan berdampak jangka panjang. (EVA)
Discussion about this post