JAKARTA (info-ambon.com)-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia dengan menggandeng kementerian dan lembaga lainnya. Pada hari Selasa, 21 Januari 2025, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, bersama Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno di Kantor Kemenko PMK.
Pertemuan tersebut membahas pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda, khususnya pelajar di Indonesia.
Mahendra Siregar menjelaskan bahwa peningkatan edukasi dan literasi keuangan sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah yang berfokus pada penguatan pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Siregar juga mengungkapkan bahwa OJK telah meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) pada 22 Agustus 2024, sebagai kampanye besar untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, lebih dari 13.600 kegiatan telah dilaksanakan dengan 124,45 juta peserta yang terlibat. Selain itu, OJK juga meluncurkan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dan Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB), yang sudah menjangkau 58 juta pelajar dengan total nominal rekening mencapai Rp 32,59 triliun.
Dalam pertemuan tersebut, Siregar menambahkan bahwa OJK juga telah menetapkan 10 prioritas sasaran dalam Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025-2029. Sasaran tersebut meliputi pelajar, mahasiswa, pemuda, pekerja migran Indonesia (PMI), pelaku UMKM, petani dan nelayan, penyandang disabilitas, masyarakat 3T, perempuan/ibu rumah tangga, komunitas, serta karyawan.
Melalui sinergi ini, OJK berharap literasi keuangan dapat ditingkatkan secara merata di seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (EVA)
Discussion about this post