AMBON (info-ambon.com)-Melalui Leasing officer (LO) atau perwakilannya, Ikhsan Tualeka mengambil formulir Bakal Calon Wakil Wali Kota Ambon ke sejumlah partai politik.
Seperti yang dilakukannya saat mengambil formulir di DPC Partai PPP Kota Ambon (17/05/2024) melalui Sugiarto, salah satu LO Ikhsan Tualeka kepada media mengatakan Bung Ikhsan Tualeka siap maju sebagai Walikota Ambon atau Wakil Walikota Ambon.
“Beliau siap dalam skema menjadi wali atau pun wawali tergantung partai pengusung maupun pasangan yang akan disandingkan dalam Pilwalkot Ambon nanti,” jelas Sugiarto.
Menurutnya, Bung Ikhsan juga rencananya akan mendaftar ke sejumlah partai, untuk memastikan mendapat rekomendasi hingga bisa ikut berkontestasi dalam Pilwalkot Amon 2024 ini.
“Ide menarik untuk mendorong Bung Ikhsan menjadi bagian memimpin dan mengelola Kota Ambon. Anak muda pencetus slogan Kokreto ini punya portofolio dan kompetensi untuk turut memimpin City of Music,” terangnya.
Sementara, Ikhsan Tualeka yang dihubungi media mengatakan, dirinya siap maju bila ada rekomendasi partai politik dan dukungan dari masyarakat Kota Ambon.
“Bila mendapat amanah, saya akan turut fokus untuk menjadikan Kota Ambon yang Kolaboratif, Krearif dan lebih Toleran, atau Kokreto.
Menurut Ikhsan sudah saatnya terbangun atau dibangun tradisi berkolaborasi, terutama di kalangan muda Kota Ambon.
Ini pentingnya agar tebangun kultur saling membuka diri, seperti dengan berinisiatif mengajak komunitas atau kelompok dengan latar yang berbeda untuk ambil bagian dari satu proses dan kegiatan yang sedang dilakukan, bekerjasama menghadirkan perubahan.
Karena dengan begitu dampak dari satu aktivisme akan lebih kuat dan besar. Ibarat gelombang, adalah ombak besar yang bisa membawa peselancar meliuk-liuk di atas permukaan air laut menuju tepian pantai.
Selain kolaborasi, kreativitas mesti menjadi pijakan. Anak-Anak mudah harus lebih kreatif untuk meningkatkan nilai tambah dari setiap aktivitas atau proses yang sedang dijalani.
Kreativitas adalah ciri anak-anak muda. Bahkan bila tak kreatif anak muda itu justru telah menua secara prematur, tak ada bedanya dengan manula yang duduk dibalik jendela sambil mengenang masa lalu.
Selain itu menurut Ikhsan yang tetap harus dijunjung tinggi adalah komunikasi atau dialog yang konstruktif dan terukur. Penting dalam berbagai interaksi itu adalah dengan terus menghidupkan atmosfer saling menerima dan menghargai perbedaan pendapat, atau bersikap toleran.
Toleran dalam artian bisa menjaga perilaku dan ekspresi diri sehingga tidak menyinggung perasaan individu atau kelompok lain. Toleran dalam artian, bebas namun dengan tidak melanggar kebebasan orang lain.
Kolaborasi, kreatif dan toleran yang menjadi kata kunci ini kemudian disingkat dengan Kokreto, tentu adalah satu kebutuhan sosial di Ambon, yang hidup di era kekinian, dan dapat menjadi semacam platform atau paradigma yang mencerahkan.
“Kokreto dapat menjadi semacam pondasi atau alas pijak bagi anak-anak muda Kota Ambon, bersama pemerintah dan elemen masyarakat lainnya dalam mengisi setiap momentum dan ruang aktualisasi diri. Sehingga lebih maju dan berdaya saing, untuk kemudian berjaya,” tutup Tualeka.(EVA)