AMBON(info-ambon.com)-Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr Robert Chandra, menegaskan, tidak pernah terlintas di pikiran tim tracing dan tracking Kota Ambon untuk merekayasa pasien terkonfirmasi atau pasien positif COVID-19 di Kota Ambon.
Kepada info-ambon.com, di Ambon, Sabtu (20/6/2020), dr Robert Chandra yang merupakan kordinator tim tracing dan tracking Kota Ambon menyebutkan, saat ini beredar pemahaman di masyarakat, bahwa kasus terkonfirmasi positif bisa dibuat-buat atau direkayasa, sebab ada penilaian, kenapa dalam satu rumah ada suami positif, istri tidak, dalam satu rumah suami atau istri positif, anak-anak tidak, juga sebaliknya.
Menurutnya, jika kasus demikian, maka sesungguhnya itu tergantung daya tahan tubuh atau imunitas seseorang, dan sama sekali tidak ada rekayasa pemberitaan bahwa kasus positif bisa kita buat-buat saja.
‘’Semua yang diberitakan, itu semua hasil pemeriksaan yang rill dan data yang jelas. Kita tidak bisa hanya liat muka lalu bilang, ini positif, ini tidak. Itu keliru, sebab yang kami sampaikan, adalah berdasarkan data,’’ tegasnya.
Hal lain yang cukup menggangu pelaksanaan tugas tim kesehatan di lapangan adalah ada pemahaman bahwa COVID-19 ini adalah proyek untuk mendapatkan keuntungan bagi para tenaga kesehatan (Nakes).
‘’Untuk hal-hal seperti itu, saya kembali tegaskan lagi, itu tidak benar. Kalau itu tujuan untuk proyek, kami berdosa besar. Kami lakukan ini karena kemanusiaan dan tanggungjawab profesi kami. Apalagi, kita juga berpotensi tertular,’’ paparnya.
Para Nakes, lanjutnya, rela berpisah dengan keluarga, rela mengorbankan waktu dan tenaga, bukan soal mencari keuntungan, namun soal kemanusiaan dan sumpah profesi serta tanggungjawab ke masyarakat. ‘’Uang berapapun, tak akan sanggup membayar harga nyawa seseorang. Jadi kalau ada anggapan itu, sangat keliru,’’ tegasnya.
Dijelaskannya, kalau dikatakan untuk proyek, maka bisa saja setiap pelaksanaan rapid tes warga yang ditracing, kami meminta bayaran, namun ini tidak. Itu membuktikan, bahwa kami benar-benar kerja secara professional, untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Ambon dan Maluku umumnya.
Olehnya dia meminta dukungan masyarakat untuk kerja-kerja tracing dan tracking dilapangan saat ini, sebab tujuannya untuk menjaring dan mendeteksi dini mereka yang berpotensi tertular, untuk nantinya dilakukan penanganan dan perawatan segera.
Diakui, saat ini, tim tracing Dinkes Ambon, benyak menemui hambatan dilapangan, sampai ada yang dihadang dengan menggunakan senjata tajam, namun pihaknya tidak akan putus ada dalam menjalankan tugas.
Chandra sebutkan, saat ini sudah bermunculan klaster-klaster penyebaran baru di Ambon, khususnya dikawasan-kawasan yang padat penduduknya. Dia mencotohkan, di salah satu negeri di Ambon ada pada lingkungan kecil yang berdiri 3-4 rumah, ada sekitar 8 orang yang positif. Bisa kita membayangkan, 8 orang ini bisa menulari berapa jumlah orang dalam lingkungan itu, sementara dilapangan kita temui, bahwa masyartakat menolak dilakukan pemeriksaaan swab.
‘’Kami sudah lakukan pendekatan, namun ada statemen yang keluar dari warga bahwa, biar mereka meninggal, asal jangan ada petugas kesehatan yang datang ke rumah. Ini memang tantangan, namun kami terus lakukan pendekatan humanis untuk mengatasinya,’’ paparnya.
Disebutkan, kadang, banyak orang menilai, bahwa tugas yang diemban tenaga tracing di lapangan, mudah atau gampang saja, namun ternyata cukup sulit dan berat. ‘’Kita gencar sosialisasi di puskesamas terhadap kasus di masyarakat. Kita harap tidak ada penolakan,’’ paparnya.
Dia sebutkan, bisa saja tim tracing mundur karena ada penolakan itu, namun itu sama saja menaruh bom waktu yang setiap saat bisa meledak. ‘’Sebagai petugas kesehatan, rasa kemanusaan kita tidak menghendaki hal itu, kita punya tugas berat, tapi itu tugas yang harus kita jalankan. Kita akan upayakan untuk masuk dan mengobati masyarakat. Ada yang diancam menggunakan alat tajam, kita mundur, namun kita akan cari jalan persuasive lainnya dan tidak pernah putus ada,’’ sergahnya.
Ia menegaskan, apa yang pihaknya upayakan untuk masyarakat saat ini, adalah bertujuan memutus mata rantai penularan COVID-19 di Ambon, sebab jika tidak kerja keras sekarang, akan kita tuai jumlah kasus yang banyak dimasa-masa depan.
‘’Kita himbau masyarakat kerjasama dengan kita, agar apa yang kita upayakan tidak sia-sia, kita kerja keras, agar mungkin bulan September kita sudah santai dan bisa melaksanakan tugas-tugas lain karena sudah tidak terganggu dengan COVID-19 lagi,’’ pintanya. (PJ)
Discussion about this post