AMBON (info-ambon.com)-Provinsi Maluku mencatat inflasi sebesar 0,80 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2025, meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,09 persen (mtm). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, inflasi bersumber dari seluruh wilayah pembentuk IHK gabungan Maluku, yakni Kota Tual, Kota Ambon, dan Kabupaten Maluku Tengah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Mohamad Latif, menjelaskan, secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Maluku berada di angka 2,24 persen. Angka ini tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,34 persen, namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang berada di angka 1,17 persen (yoy).
“Inflasi pada bulan Mei ini terutama disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang andil sebesar 0,52 persen mtm,” kata Latif dalam keterangannya, Rabu, (4/6/2025).
Ia menambahkan, komoditas perikanan seperti ikan layang, cakalang, dan selar mengalami kenaikan harga akibat terganggunya distribusi karena cuaca ekstrem di Laut Banda dan Laut Arafura. Masuknya musim hujan di sejumlah sentra perikanan juga menjadi faktor yang mempengaruhi pasokan.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatatkan andil inflasi sebesar 0,10 persen mtm. Hal ini terutama dipicu oleh naiknya harga emas perhiasan, yang mengikuti lonjakan harga emas global akibat ketidakpastian geopolitik internasional.
Meski terjadi tekanan inflasi, Latif memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan di Maluku tetap terjaga. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus mengoptimalkan berbagai langkah pengendalian harga melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Beberapa program telah dijalankan, seperti operasi pasar, gerakan pangan murah, serta distribusi bibit cabai rawit kepada masyarakat dan sekolah-sekolah,” ujarnya.
Selain itu, TPID juga menggandeng Pelindo untuk mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan, serta melakukan pemantauan stok ikan secara rutin di Unit Pengolahan Ikan (UPI). Pemerintah juga mencanangkan gerakan sekolah menanam di SMK Negeri Pertanian Pembangunan Passo dengan menanam 1.500 bibit cabai.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjaga kestabilan harga dan menekan laju inflasi di Maluku pada bulan-bulan mendatang. (EVA)








Discussion about this post