AMBON(info-ambon.com)-Gempa bermagnitudo 6,5 SR yang mengguncang beberapa desa di Maluku pada 26 September lalu mengakibatkan dua dinding gedung bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Wainuru, Batu Dua dan Lengkong (Wabale) mengalami keretakan. Olehnya itu, para siswa tidak lagi melakukan rutinitas seperti biasanya.
“Sebagian besar gedung sekolah sedang direhab total, ditambah dua bangunan tersisa yang retak pasca gempa. Terpaksa untuk beberapa minggu ini para siswa kami liburkan,” Ujar Kepala SD N Wabale, Nur Ain Lakuari, Rabu (16/10/2019).
Dikatakan, sebenarnya dua bangunan itu masih bisa digunakan, namun karena masih sering terjadinya guncangan, maka tidak ada pilihan selain libur. “Sampai detik ini, sudah lebih dari 1500 kali gempa susulan. Kami tidak berani ambil resiko untuk belajar di ruang kelas,” tegasnya.
Ia menambahkan, baru dua hari belakangan para siswa belajar seadanya di bawah pohon kenari di belakang Dusun yang datarannya agak tinggi. “Saya sudah menanyakan kepada para siswa, mau belajar di ruangan? Tak satupun suara, setelah seruan, kita belajar di puncak saja ya! dengan sigap, kompak dan semangat mereka berteriak hore,” terang perempuan setengah baya itu.
Lakuari mengaku mendapat bantuan terpal setelah memasukan proposal bantuan di Badan Nasional Pusat Bencana (BNPB) yang sementara bermarkas di posko Tulehu di pelataran Universitas Darussalam Ambon. “Walaupun di tenda pengungsian, kami telah mengupayakan kepada orang tua murid agar tetap memperhatikan waktu belajar malam anak-anak. Dan Alhamdulillah semangat anak-anak untuk belajar sangat luar biasa.” tuturnya.
Hasil pantauan info-ambon.com, terlihat orang tua murid bersama warga lainnya sangat antusias guna mendirikan sekolah darurat. Sementara itu, terlihat di sela-sela kesibukan warga, terdapat sejumlah perkumpulan melakukan trauma healing kepada anak-anak. Diantaranya; Dompet Dhuafa, Perhimpunan Kanal Ambon, Relawan IAIN Ambon, dan Indonesia Air Traffic Controllers Association (IATCA) Cabang Ambon.(YAT)