AMBON (info-ambon.com)-Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, mewajibkan setiap sekolah di Kota Ambon harus memiliki satu pintu darurat, Sebab jika lokasi sekolah sudah dikelilingi oleh bangunan-bangunan dan terjadi gempa atau bencana maka siswa dan guru hanya memiliki satu akses untuk keluar yakni pintu depan saja.
Mengingat kondisi Ambon pasca gempa yang terjadi. “Pintu-pintu darurat itu, semua sekolah wajib memilikinya, sehingga kalau misalnya sekolah ini dikelilingi, tahu-tahu misalnya ada gempa lalu ada bencana mereka harus keluar pintu depan, padahal itu tidak menguntungkan, mereka bisa lari melalui pintu belakang,” ujar Walikota Ambon, Richard Louhenapessy pada beberapa waktu lalu.
Dijelaskan, namun biaya untuk pintu darurat di sekolah-sekolah yang dikeluarkan, harus ditanggung oleh komite sekolah, mengingat akses yang lancar sangat dibutuhkan untuk saat ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Fahmi Salatalohy menyampaikan, untuk masalah pintu darurat diwajibkan untuk semua sekolah yang ada di Kota Ambon. Dan untuk biaya pembuatan pintu akses tersebut harus ditanggung oleh komite sekolah. “Kalau untuk pintu itu saya kita itu kebijakan komite juga bisa karena hanya pintu saja. komite berkeinginan bagaimana lalu di buat akses jalan,”sebut dia kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (6/11/2019).
Menurutnya, biaya ditanggung oleh komite karena sekolah juga bertanggungjawab terhadap keselamatan dari para siswa yang ada saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kedepan. Dan dengan pintu darurat tersebut akan memberikan manfaat bagi siswa maupun guru di kondisi Ambon yang dilanda gempa dan masih mengakibatkan trauma untuk semua orang termasuk siswa.
Dikatakan, pihaknya telah menghimbau kepada seluruh sekolah untuk segera membuat pintu darurat terutama untuk sekolah yang berada di dekat pantai sehingga saat terjadi bencana murid dan guru dapat melakukan evakuasi mandiri dengan cepat.
Tak hanya itu, untuk sekolah yang dipagari dengan beton harus dibongkar dan dibuat pintu darurat yang lebih aman untuk siswa yang ada untuk evakuasi. “Apalagi sekolah yang posisinya dekat pantai tapi kemudian itu tidak ada akses itu kita suruh bongkar terutama sekolah-sekolah yang menggunakan pagar beton yang tebal nah itu kita suruh bongkar supaya anak-anak kita ini apala bila terjadi sesuatu mereka cepat temukan akses lewat jalur keluar itu,” tuturnya.
Diakuinya, ada beberapa sekolah yang tidak punya pintu akses keluar yang memadai untuk itu pihaknya sudah menghimbau untuk membongkar dan membuat pintu darurat.
Sedangkan untuk sekolah yang sudah memiliki pintu darurat harus ditambah lagi. “Ada beberapa sekolah yang tidak punya pintu akses ada di SD teladan itu tapi kita sudah suruh bongkar, kemudian di SD Lateri tetapi posisinya berhadapan dengan jalan raya jadi dibelakang tidak butuh pintu akses tapi memang mungkin pintunya itu ditambahkan lagi kalau misalnya ada satu ditambahkan menjadi dua pintu. (IA-EVA)