AMBON (info-ambon.com)- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menekankan pentingnya kolaborasi dan perencanaan berbasis data dalam penanggulangan bencana di tingkat lokal. Hal ini disampaikan dalam sambutan Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, yang dibacakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Ambon, Ronald Lekransy, dalam Rapat Kerja Forum Komunitas Masyarakat Siaga Bencana (FKMSB), yang digelar di kawasan Galala, Ambon, Kamis (12/6/2025).
“Forum seperti ini merupakan ujung tombak penanggulangan bencana di tingkat paling kecil. Ini adalah bentuk kesiapan kolektif menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim yang makin nyata,” ujar Lekransy membacakan sambutan Wali Kota.
Wali Kota menyebut sejumlah tantangan global yang kini berdampak langsung pada Kota Ambon, seperti krisis lingkungan, digitalisasi yang cepat, hingga urbanisasi yang tidak terkendali. Ia menekankan bahwa perencanaan penanggulangan bencana harus bersifat terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 tentang Penanggulangan Bencana.
“Perubahan iklim, reklamasi yang berdampak pada banjir rob, pencemaran lingkungan, deforestasi, hingga keterbatasan air bersih adalah persoalan serius yang harus kita hadapi bersama,” ujarnya.
Wattimena juga menyinggung kembali peristiwa banjir besar yang terjadi di Ambon pada 2012-2013 yang menelan korban jiwa hingga 48 orang. Ia menekankan bahwa sejarah tersebut harus menjadi pelajaran penting dalam membangun kota yang tangguh terhadap bencana.
Pemkot Ambon berharap forum ini menjadi kekuatan penggerak dari bawah, dengan langkah-langkah konkret dan terukur yang nantinya akan dievaluasi secara berkala.
“Kami tidak bisa menghindari bencana, tapi kita bisa memperkuat kesiapsiagaan dan kemampuan merespons secara cepat dan tepat,” tegas Lekransy.
Sementara itu, Ketua FKMSB, Usman Masawoi, dalam sambutan terpisah menegaskan peran penting forum sebagai lembaga formal yang dibentuk berdasarkan keputusan kepala negeri atau desa serta kelurahan.
“KMSB merupakan pimpinan kolektif masyarakat yang berkontribusi langsung dalam mitigasi banjir. Forum ini menjadi wadah kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Masawoi menambahkan, FKMSB bekerja berdasarkan prinsip “dari, oleh, dan untuk masyarakat”, dengan orientasi pada produktivitas, kolaborasi, serta penguatan hubungan sosial dan kapasitas komunitas.
Forum ini juga dijadikan ruang untuk merancang program kerja, membahas anggaran dasar dan rumah tangga organisasi, serta memperkuat struktur kelembagaan KMSB ke depan. (EVA)
Discussion about this post