AMBON(info-ambon.com)-Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menegaskan, sebagai pribadi, dirinya sudah terbiasa di bullying, difitnah bahkan dihina di media sosial, namun dirinya selalu memaafkan saja terhadap pelakunya.
Namun jika bullying itu menyasar warga atau masyarakat yang dia pimpin, maka Louhenapessy menegaskan, dirinya akan melakukan perlawanan dengan landasan-landasan yuridis yang berlaku di negara ini.
‘’Saya sudah terbiasa difitnah, dihina. Kalau serang pribadi, saya memaafkan saja, tapi kalau betul menggangu kepentingan rakyat saya, itu yang saya tidak kompromi. Kalau saya pribadi, maka pasti, korbannya saya saja, tapi kalau anda sudah menggangu masyarakat, itu yang jadi korban bukan 1 orang, tetapi korbannya banyak orang, olehnya, lebih baik kita pangkas saja yang membuat fitnah dari pada banyak orang menjadi korban,’’ paparnya saat jumpa dengan wartawan di salah satu cafe di Ambon, Selasa (8/10/2019).
Menurutnya, terkait berita hoax, ada konsekwensi hukumnya, ada aturan hukumnya dengan ancaman pidananya mulai 2 tahun sampai 5 tahun kurungan.
Louhenapessy tambahkan, laporan secara resmi dilkukan Pemkot Ambon dengan tim hukum dilayangkan, agar polisi bertindak untuk melacak dimana sumber beritanya.
‘’Polisi punya alat canggih untuk melacak pembuat hoax itu. Dan pelakunya tidak bisa lari, sebab semua nomor hp sudah disertai dengan identitas diri. Proses hukum ini penting agar ada efek jera, dan agar tidak ada orang lain melakukan hal seperti ini,’’ tegas walikota.
Diakui, dirinya merasa terusik karena ada anggota masyarakat atau oknum-oknum masyarakat yang tidak merasa terbebani dengan kondisi kota saat ini, tidak memiliki kepekaan dan begitu mudah mengirimkan berita bohong atau hoax yang bisa saja mengacaukan situasi sosial masyarakat.
Dikatakan, kemarin, dirinya dikejutkan dengan informasi bodong bahwa walikota meminta warga melakukan evakuasi mandiri, karena pukul 13.00 WIT akan terjadi gempa . ‘’Menurut saya, berita ini bukan karena dia menghormati walikota, tapi ini sudah keterlaluan dan orang ini sudah tidak takut Tuhan,’’ akunya.
Menurutnya, setelah keputusan melapor masalah ini untuk diproses hukum, maka banyak sekali reaksi masyarakat untuk mendukungnya, mereka meminta agar Pemkot Ambon menuntaskannya.
Dia berharap, aka nada efek jera bagi oknum masyarakat yang iseng atau usil yang sering mengganggu ketentraman masyarakat dengan berita-berita bohong yang dipublisnya. (PJ)