AMBON(info-ambon.com)- Menyikapi adanya ledakan fitoplankton di perairan Teluk Ambon Dalam pada 10 Januari 2019, lalu, dan menimbulkan keresahan masyarakat karena banyak beredar informasi dan foto hoax yang menggambarkan kematian ikan secara massal, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan instansi teknis terkait.
Seperti LIPI, Balai Karantina Perikanan, Fakultas Perikanan Universitas Pattimura (Unpatti), Angkatan Laut (AL) dan semua pihak terkait lainnya Hal ini dikemukakan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, saat acara coffee morning bersama insan pers yang menjalankan tugas peliputan di lingkup Pemkot Ambon, yang berlangsung di The City Hotel, Selasa (22/1).

Lebih jauh, Wali Kota menyampaikan, berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak terkait itu, disimpulkan bahwa tidak ada terjadi kematian ikan secara massal di Teluk Ambon Dalam karena ledakan fitoplankton.
Ledakan fitoplankton, menurutnya, memang terjadi namun belum menimbulkan dampak yang negatif bagi pembudidayaan ikan di keramba jaring apung, karena kualitas air masih dalam kondisi baik, atau masih dalam kriteria baku mutu untuk perkembangan dan pertumbuhan biota laut ikan. “Mutu ikan berdasarkan pengujian organoleptic di keramba jaring apung pada Teluk Ambon Dalam, masih baik dengan skor 8. Sehingga ikan-ikan di Teluk Ambon Dalam, aman untuk dikonsumsi,” tegas Wali Kota.
Namun lebih jauh, dirinya mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati mengkonsumsi beberapa jenis kerang-kerangan di Teluk Ambon Dalam, mengingat ada yang memiliki konsentrasi saksitoksin yang melebihi ambang batas yang diisyaratkan FAO, 2004.
Yang mana, kandungan konsentrasi saksitoksin itu, diketahui dari hasil penelitian Pello dkk, tahun 2016 dari Fakultas Perikanan Unpatti. Terhadap kondisi ledakan fitoplankton dan konsentrasi saksitoksin terhadap kerang-kerangan, Wali Kota menambahkan, langkah tindak lanjut yang diambil Pemkot Ambon adalah, bersama-sama dengan akademisi dan lembaga terkait akan membanguj jejaring dan terus melakukan pemantauan terkait ledakan fitoplankton, untuk mengantisipasi dan menghindari dampak lebih besar.
Selanjutnya, dalam waktu dekat akan dilakukan diskusi terfokus, yang melibatkan narasumber berkompeten dan diikuti pemerintah daerah, para pakar, akademisi dan para pemangku kepentingan, agar mendapatkan rekomendasi atau langkah-langkah konkrit bagi penyelamatan Teluk Ambon.
“Selain itu, pengendalian masuknya bahan pencemar ke Teluk Ambon secara berkelanjutan, khususnya sampah atau limbah domestik, maupun samlah atau limbah pertanian dan peternakan, serta buangan limbah dari kapal (sewage),” tandas Wali Kota. (IA-SP)
Discussion about this post