AMBON (info-ambon.com)– Universitas Katolik (UNIKA) Soegijapranata Semarang menggandeng Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar Focus Group Discussion (FGD) sistem peringatan dan tanggap dini pencegahan konflik di Kota Ambon. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Vlissingen Lantai II Balai Kota Ambon, Jumat dan Sabtu (16-17/09/2022).
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Soegijapranata, Semarang, Y Trihoni Nalesti Dewi, menyampaikan Kami telah melaksanakan kegiatan di Ambon selama kurang lebih 10 tahun. Sebelum kami menggelar FGD, pada bulan Mei 2022 lalu, tim peneliti dari UNIKA Soegijapranata telah melalukan penguatan kapasitas Saniri di Kota Ambon.
“Rupanya kami punya chemistry yang bagus dengan Ambon, karena nyatanya setiap tahun selalu datang ke sini dari 2012. Bahkan kadang-kadang setahun dua kali kadang setahun tiga kali,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Ambon usai kegiatan, Sabtu.
Adapun gagasan penyelenggaraan program revitalisasi sistem peringatan dan tanggap dini untuk pencegahan konflik berbasis budaya dan kearifan lokal, didasarkan akan sebuah kesadaran bahwa Ambon ini mempunyai keunikan yang luar biasa.
“Gagasannya yaitu budaya dan kearifan lokal ini sangat unik dibandingkan dengan daerah-daerah di tempat lain. Namun di satu sisi Ambon juga mempunyai kerawanan-kerawanan yang sedikit berkaitan dengan masa lalu,”terang Dewi.
Oleh karena itu, lanjut Dewi, maka tim berpikir bahwa butuh sebuah sistem peringatan dan tanggap dini, yang pada 2012 sistem ini pernah dibangun di dan perlu dihidupkan kembali. “Sistem ini perlu dihidupkan kembali dalam rangka pencegahan terhadap apapun itu, sehingga akan sangat berfungsi di masyarakat dan digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Sistem peringatan dini yang dibangun di 2012 itu kan belum memanfaatkan teknologi informasi. Karena teknologi informasi di tahun itu belum begitu berkembang pesat seperti di Media,” lanjut dia.
Dikatakannya, sistem yang dibangun ini juga lebih mengedepankan pada teknologi informasi. Oleh karena itu, Unika Soegijapranata bekerja sama dengan Diskominfo Kota Ambon, dan akan membuat salah satu aplikasi terkait dengan teknologi informasi untuk mendeteksi setiap peristiwa-peristiwa sekecil apapun.
“Apakah itu konflik atau non konflik, tapi data-data itu akan sangat berguna sekali untuk mendeteksi atau untuk melakukan pencegahan dini terhadap setiap konflik dan dapat di minimalisir potensi konflik tersebut,”bebernya. Dari FGD tadi, tim peneliti Unika Soegijapranata mengetahui bahwa telah ada sistem peringatan dini, tetapi itu untuk bencana alam. Kalau untuk konflik belum banyak.
“Karena belum banyak, saya merasa bahwa itu tadi kekhasan Ambon yang soal budaya. Kami juga mempelajari best practice atau praktek-praktek terbaik, yang dilakukan oleh negara-negara di Afrika. Rata-rata mereka memberdayakan kearifan lokal dan budaya. Ini menjadi sesuatu yang punya daya besar, dan saya melihat Ambon seperti itu. Kalau nanti akhirnya berhasil, mudah-mudahan ini akan diikuti paling tidak daerah lain di Maluku, dan dapat menjadi model yang bisa di replikasi di tempat-tempat yang lain,”tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kota Ambon, Joy Adriaansz, menambahkan Pemkot Ambon selama beberapa tahun terakhir melakukan kerjasama dengan UNIKA Soegijapranata Semarang dalam berbagai hal.
“Terakhir pada tanggal 13-17 Mei 2022 lalu, Pemkot Ambon dengan Unika Soegijapranata melakukan pelatihan bagi dewan saniri negeri adat di Kota Ambon,” akui dia. (EVA)