AMBON (info-ambon.com)-Kenaikan tarif tiket pesawat sejak akhir tahun 2018 dari dan ke Kota Ambon, berdampak pada banyak hal seperti sektor pariwisata dan perhotelan. Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Maluku mencekik, alias turun drastic.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maluku, Theny Borlola mengakui, kenaikan tarif tiket pesawat yang sangat signifikan, punya andil terhadap merosotnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Ambon dan Maluku.
Indikator yang dapat dilihat dari hal tersebut adalah, turunnya tingkat hunian yang terjadi pada hotel-hotel di Maluku. Sementara itu, jumlah penumpang pesawat yang cenderung menurun, jumlah kedatangan lewat laut justru meningkat.
“Pemerintah pusat secepatnya mencari solusi terkait hal ini, dengan adanya kenaikan tiket dan bagasi berbayar itu sangat memperngaruhi terhadap pariwisata dan hotel,. kenaikan ini tidak secara global dan bukan di seluruh dunia, tetapi hanya di Indonesia Bagian Timur. kanaikan ini tidak menguntungkan terhadap daerah maluku, karena Maluku tidak punya fungsi mental, kalau di Jakarta kan harus pake bus, tetapi kalau di Maluku kan spesifik untuk datang ke Maluku,” ujarnya kepada wartawan di Ambon, Minggu (2/6/2019).
Selain itu, pelaku-pelaku usaha perhotelan meminta kepada Pemerintah untuk mengkaji ulang harga tiket serta juga kebijakan bagasi berbayar yang diberlakukan saat ini. ‘’Ini tidak menguntungkan. Saya melihat langsung ada wisatawan luar negeri yang sudah membeli sorvenir, tetapi sampai di airport, bagasi pesawat melampui akhirnya sorvenir itu harus di tinggalkan. Ini sangat tidak menguntungkan bagi pengiat-pengiat pariwisata yang ada di Provinsi Maluku,’’ tegasnya.
Sejauh ini, pantauan di hotel itu ada beberapa bookingan kamar itu harus di batalan, karena tiket begitu mahal dan bagasi berbayar. kunjungan terjadi sedikit penurunan, penurunan ini mungkin event tidak terlalu besar tetapi dari sisi online travel agen itu, seperti traveloka, detik.com itu alami penurunan, padahal itu menjadi idola pada hotel. ‘’Dan pemerintah harus meninjau ulang, kalau tidak dunia perhotelan ini tidak berjalan dengan baik,” tutupnya.(EVA)