AMBON(info-ambon.com)-Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dan Kepala Dinas Perhubungan Robby Sapulette, menemui Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubla) Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiadi, Kamis (19/11/2020) di Jakarta.
Kehadiran orang nomor 1 di Kota Ambon tersebut, guna membicarakan berbagai masalah khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan prasarana transportasi di Ibukota Provinsi Maluku tersebut.
Robby Sapulette, kepada info-ambon.com, sebutkan, ada beberapa hal penting yang menjadi agenda pembicaraan saat itu, diantaranya masalah lampu lalulintas (traffic light), fasilitas keselamatan jalan, transpotasi alternative atasi kemacetan serta juga tentang sistim uji kendaraan bermotor terbaru.
Terkait lampu lalulintas, katanya, saat ini yang ada di Ambon adalah model lama yang pada banyak daerah sudah tidak berlaku lagi. ‘”Dengan Pak Dirjen kita bicarakan lampu lalulintas tersistim,’’ akunya.
Diakui, traffic light yang ada di ambon, masih manual dan belum tersistim, olehnya kepada Dirjen Walikota minta agar semuanya diganti dengan ATCS (Area Traffic Control System).
Memang salah satu syarat sebuah daerah peroleh ATCS adalah memiliki Command Center atau ruang kendali darurat untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi dengan cepat. ‘’Pemkot Ambon sudah miliki ini. Sehingga bisa terhubung langsung dengan ATCS,’’ jelasnya.
Walikota meminta agar Kementrian Perhubungan dapat mengganti 9 titik lampu lalulintas yang saat ini ada di Ambon, dan kemungkinan penambahan 2 titik yakni di sekitar kawasan Batu Gantung dan Pertigaan Kebun Cengkeh.
‘’Kita minta disediakan ATCSnya adalah jenis intelijen transport sistim yang otomatis berupa audio dan fisual. Semoga di tahun anggaran 2021 nanti, hal ini dapat terealisasi,’’ sergahnya.
Materi lain yang dibicarakan dalam pertemuan itu yakni masalah fasilitas keselamatan jalan, berupa penerangan jalan umum, marka jalan dan lainnya.
Pemkot Ambon berharap, Kemenhub dapat menyediakan fasilitas penerangan jalan pada ruas jalan nasional, misalnya dari pusat kota ke bandara, pusat kota ke kawasan Passo serta ruas jalan nasional lainnya, sehingga Pemkot Ambon bisa berkonsentrasi pada ruas jalan kota
Sapulette juga menambahkan, masalah kemacetan di Ambon juga disinggung dalam pertemuan tersebut. Dan memang persoalan ini sempat dibicarakan pada beberapa waktu lalu, yakni seputar moda transportasi laut.
‘’Kita bicarakan soal transportasi teluk, untuk mengurangi kepadatan dan mecetan di darat. Kita mungkin ambil contoh di kota Brisbane-Australia dimana moda transportasi airnya yang diberi nama CityCat (singkatan dari City Catamaran). CityCat adalah moda transporasi publik yang menggunakan jalur air yaitu Sungai Brisbane dan dijamin bebas macet. Ini bisa kita adopsi di Teluk Ambon,’’ tambahnya.
Ini sempat serius dibicarakan, sebab selain contoh CityCat juga ditawarkan semacam bus air dan akan terkoneksi dengan moda transportasi darat. Bus air ini selain nanti mengangkut penumpang, juga bisa mengangkut sepeda.
Untuk masalah ini, Dirjen berjanji akan mendatangkan tim ke Ambon guna melihat lapangan serta kemungkinan pembangunan dermaga guna menunjang CityCat atau Bus air tersebut.
Sapulette menambahkan, dengan kondisi jalan yang ada, kita tidak mungkin hanya bertumpu pada angkutan darat, dan ini merupakan alternatif moda transportasi laut yang terkoneksi dengan transportasi darat. ‘’Ini juga bisa menarik kunjungan wisata ke Ambon,’’ tandasnya.
Masalah lain yang dibicarakan yakni soal surat keputusan Ditjen Hubda yang menghapus buku kir untuk uji kendaraan bermotor, dan menggantikannya dengan sistim baru yakni blue.
Blue adalah singkatan dari Bukti Lulus Uji Elektronik. ‘’Ini semacam kartu pintar, dengan menempel kartu itu saja, maka detail kendaraan akan ditampilkan melalui computer,’’ katanya.
Namun untuk menuju kesana, kita mesti mempersiapkan sesuatunya terlebih dahulu, misalnya sistim yang ada. ‘’Kami minta ke Dirjen, kalau bisa Ambon dberikan kelonggaran untuk kita benahi sistim uji kendaraan bermotor yang ada di Ambon. Nanti diakreditasi kemudian baru kita fungsikan blue. Jadi mungkin di 2021 kita masih gunakan buku kir dulu, tapi itu semua masih menunggu keputusan dari Dirjen,’’ akunya.
Dalam pertemuan yang berlangsung kekeluargaan namun serius tersebut, selain Walikota dan Kadis Perhubungan Ambon, Dirjen didampingi Sesditjen dan Kepala Subdit Prasarana Kemenhub. (PJ)