Tekanan Inflasi Bulan Juni di Maluku Menurun

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi.

AMBON (info-ambon.com)-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, menyatakan tekanan inflasi Bulan Juni 2019 di Maluku menurun dan berada pada sasaran inflasi secara tahunan.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada bulan Juni 2019 tercatat mengalami inflasi 0,49 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau sebesar 4,10 persen secara tahunan (year on year/yoy), berada pada kisaran sasaran target Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3,5 persen ±1 persen (yoy).

“Tekanan inflasi Maluku secara bulanan pada Juni 2019 tersebut menurun dibandingkan bulan Mei 2019 yang mengalami inflasi sebesar 1,59 persen (mtm) dan secara tahunan tercatat mengalami inflasi sebesar 4,69 persen (yoy),’’kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi, Sabtu (6/7/2019) di Ambon.

Dikatakan, menurunnya tekanan inflasi pada bulan Juni utamanya disebabkan oleh menurunnya tekanan inflasi pada Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan, dari sebesar 1,96 persen (mtm) pada Mei 2019, menjadi deflasi 0,32 persen (mtm).

Berdasarkan data Survei Pemantauan Harga (SPH) Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, penurunan harga tiket pesawat pada Juni 2019 utamanya terjadi pada maskapai full service seperti Garuda Indonesia, terutama untuk rute Ambon-Jakarta dan Ambon-Makassar. Namun di sisi lain, maskapai Low Cost Carrier (LCC) masih menetapkan harga tiket yang cukup tinggi, dan tidak terjadi penurunan terutama untuk rute penerbangan di dalam wilayah Maluku.

“Kelompok Bahan Makanan turut memberikan sumbangan terhadap penurunan tekanan inflasi di Maluku yakni, Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,04 persen (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan Mei 2019 sebesar 4,47 persen (mtm). Turunnya inflasi bahan makanan utamanya disebabkan oleh turunnya harga komoditas bumbu-bumbuan dan ikan segar yang masing-masing mengalami deflasi 6,52 persen (mtm) dan deflasi 2,73 persen (mtm). Konsistensi Pemda untuk memastikan alokasi 10 persen hasil tangkapan ikan ke pasar tradisional, serta implementasi buffer stock 30 persen volume ikan segar di cold storage dapat menahan kenaikan harga ikan segar,’’jelas Pramasudi.

Namun di sisi lain, inflasi Kelompok Sandang dan Makanan Jadi mengalami peningkatan pada bulan Juni 2019. Inflasi pada Kelompok Sandang disebabkan naiknya harga pakaian laki-laki dan pakaian anak-anak, seperti kain sarung dan baju muslim sejalan dengan tingginya pemintaan masyarakat untuk perayaan Idul Fitri.

Selanjutnya, inflasi Kelompok Bahan Makanan disebabkan oleh subkelompok minuman tidak beralkohol, seperti teh manis, kopi manis dan air kemasan. Dikatakan, TPID Maluku selalu berkoordinasi dengan TPID Kota dan Kabupaten untuk melakukan pengendalian inflasi. Pada bulan Juni, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi TPID Kota Ambon yang dipimpin oleh Sekkot Ambon.

Pemkot selalu melakukan pengawasan terhadap pasokan dan harga bahan pokok di pasar tradisional. Dalam rapat tersebut dikemukakan bahwa salah satu penyebab kenaikan harga barang di Ambon adalah akibat biaya logistik tinggi, utamanya karena biaya bongkar muat pelabuhan yang tinggi. Inflasi Provinsi Maluku pada tahun 2019 diperkirakan akan berada pada level yang rendah dan stabil serta berada pada sasaran inflasi sebesar 3,5 persen ±1 persen (yoy).

“Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Maluku dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Maluku, TPID Maluku, TPID Kota/Kabupaten se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas Pangan dan pihak terkait lainnya untuk mengendalikan harga. Adapun pengendalian inflasi di Maluku dilakukan melalui strategi 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif.’’tutupnya.(EVA)

Exit mobile version