Skor Zonasi Terus Turun, Ambon Tetap Zona Merah

Keterangan pers, jubir Gustu COVID-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz di Ambon, Senin. -PJ-

AMBON(info-ambon.com)-Skor zonasi Kota Ambon terus mengalami penurunan. Akibatnya, ibukota provinsi Maluku ini, masih berkutat di zona merah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz kepada wartawan di Ambon, Senin (14/9/2020) sebutkan, skor zonasi Ambon saat ini dari 1,7 turun ke 1,4, sehingga masih tetap di zona merah.

Diakui, memang angka kesembuhan di Ambon terus meningkat signifikan, namun seiring dengan itupula, jumlah kasus positif terus bertambah dan korban meninggal dunia juga terus naik. ‘’Ini yang membuat skor kita turun,’’ tegasnya.

Menurutnya, pertambahan jumlah kasus positif di Ambon, karena pemerintah gencar melakukan swab kepada warga dan ASN, sehingga didapati kasus positif dari dari mereka yang tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Penurunan skor ini pula yang menjadi salah satu dari sekian banyak pertimbangan, kenapa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di Ambon dilanjutkan.

Diakui, Kota Ambon beberapa waktu lalu, sempat menyentuh angka 1,9 dan ditetapkan masuk zona orange, namun sejurus kemudian, angkanya turun ke 1,7 dan kini berada di 1,4.

Sementara untuk menentukan zonasi, pemerintah sudah menetapkan skor yakni, Zona merah: zona risiko tinggi (skor 0 sampai 1,8), Zona oranye: zona risiko sedang (skor 1,9 sampai 2,4), Zona kuning: zona risiko rendah (skor 2,5 sampai 3,0) dan Zona hijau: zona tidak terdampak, tidak tercatat kasus COVID-19 positif.

Pada PSBB Transisi kali ini, penegakan hukum akan menjadi kunci penerapan. ‘’Tak ada lagi sosialiasi, siapa yang melanggar protocol kesehatan misalnya tak memakai masker, akan langsung ditindak oleh tim pengendali PSBB Kota Ambon,’’ demikian Adriaansz.

Untuk diketahui,  guna menentukan warna zonasi suatu kabupaten/kota, pemerintah menggunakan belasan indikator. Masing-masing indikator akan dihitung menggunakan skor penilaian.

15 indikator kesehatan masyarakat itu terdiri dari 11 indikator epidemiologi, 2 indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan 2 pelayanan kesehatan. Demikian penjelasan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Dewi Nur Aisyah, dalam siaran llewat akun YouTube BNPB Indonesia. (PJ)

Exit mobile version