AMBON(inFo AMbon)-Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Ambon meninjau kenaikan harga beras yang diakibatkan kelangkaan panen di daerah sentra produksi. Akibatnya, kemarin, kemasan 5 Kilo Gram (KG) harganya lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET), hal ini di akibatkan dari harga kemasan beras dan harga angkut. Hal ini di sampaikan Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Ambon, Rina Silooy, di ruang kerjanya, Rabu (24/1/2018).
“Harga 25 Kg, 10 Kg normal, cuma yang 5 kg saja yang naik karena kemasan. Harga itu masih wajar, sebab di distributor juga bilang begitu, karena memang dari daerah sentra produksi sudah mahal,’’akuinya.
Ia mengatakan, sesuai Permendag 57/2017 lebih dari yang ditentukan, karena dalam aturan sudah ditetapkan harga beras premium batasnya Rp.13.600 tetapi yang di temukan beras dengan merek bulir mas Rp.14.000 di pasar, dan ketika di koordinasi dengan distributor naik dari pusat sentra produksi.
“Kenaikan harga itu dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya keterlambatan panen dan cuaca yang pengaruhi kenaikan harga beras,’’katanya.
Ia menjelaskan, sepanjang pengawasan yang dilakukan, beras yang naik kebanyakan pada kemasan 5 Kg, tapi kemasan 25 Kg harga masih diseputaran beras premium.
“Hampir setiap hari ada tim yang turun di lapangan satuan tugas (Satgas) dari disperindag Provinsi maluku dan Disperindag kota juga untuk memantau harga, hasil laporan akan di kirimkan ke kementerian setiap pukul 10.00 WIT,’’ujarnya.
Sementara untuk kebutuhan harga pokok lainnya tidak ada masalah, wortel, cabe harganya masih stabil, sedangkan telur masih Rp 2.000.(IA-EVA)