Sekot Ambon: Jadi Orang Tua adalah Karier, tetap Tersenyum walaupun Lelah

Sekot Ambon, A G Latuheru saat membuka Seminar orang tua kalesang dengan tema menjadi orang tua idola anak di Ambon.-EVA-

AMBON (info-ambon.com)-Tim Pengerak PKK kota Ambon melaksanakan Seminar orang tua kalesang dengan tema “menjadi orang tua idola anak”, kegiatan yang diselenggarakan di ballroom Maluku City Mall (MCM) Ambon, Jumat (30/8/2019). menghadirkan 2 narasumber, Michel Alen Pamelo, dan Agung Fatwa Afriksukma.

Sekertaris Kota Ambon, A.G.Latuheru menyatakan, atas nama Pemerintah kota (Pemkot) Ambon, memberikan apresiasi kepada TP PKK kota Ambon yang berinisiatif melaksanakan kegiatan seminar ‘Menjadi Orang Tua Idola.

“Menjadi orang tua adalah sebuah karir, 24 jam sehari, 7 hari seminggu sepanjang tahun, sepanjang hidup. Menjadi orang tua tidak ada cuti, tidak ada gaji, tidak ada bonus, tidak ada uang lembur, tidak ada tunjangan. Menjadi orang tua dituntut untuk belajar, sabar, intropeksi mau mendengarkan dan tetap tersenyum walaupun lelah,”akuinya.

Dikatakan, berbahagialah menjadi orang tua dan banggalah dengan tegas itu karena surat tugasnya langsung ditandatangani oleh Tuhan.

“Berapa banyak dari kita, baik itu orang tua dan guru yang akhir-akhir ini merasa tidak mampu lagi menghadapi tingkat laku anak-anak di rumah, di sekolah maupun masyarakat, anak tidak butuh orang tua yang sempurna, melainkan teman yang bersedia untuk tumbuh dan belajar bersamanya,”jelas Latuheru.

Anak adalah mahakarya Tuhan yang sempurna. Semua anak lahir suci, tingkah laku anak kita hari ini adalah akumulasi dari apa yang mereka lihat dengar dan rasakan selama ini.

Disebutkan, anak dapat mencontoh banyak hal dari kehidupan dalam keluarga, keluarga punya peran utama untuk menyajikan contoh kebaikan yang akan di duplikasi oleh anak-anak ke dalam dirinya.

“Anak-anak seperti sepons, dia menyerap apapun yang iya lihat, dengar dan rasakan, jadi apa yang ia lihat, dengar dan rasakan seharusnya adalah kebaikan,”lanjut dia.

Mendidik anak dapat, lanjutnya, membantu anak berproses menjadi dewasa. untuk itu, kita perlu menjadi dewasa lebih dulu. Jika kita masih suka marah-marah membentak-bentak dengan alasan mendidik, maka pertanyaannya apakah sudah dewasa kita? jangan bermimpi untuk mendidik anak-anak dengan baik, jika kita tidak mengubah cara-cara kita dalam mendidik anak yaitu mengubah cara-cara kita memperlakukan anak dengan baik.

“Kita sering mempunyai kemampuan tetapi tidak mempunyai kemauan. Padahal kemampuan dalam mendidik anak itu dapat kita pelajari, oleh karena itu, saya berharap, melalui seminar ini para orang tua dan guru bisa belajar bagaimana seharusnya menjadi orang tua di rumah dan sekolah yang diidolakan oleh anak,”tutup dia.(EVA)

Exit mobile version