Sekolah Terbakar Tak Kunjung Dibangun, Siswa Belajar di Tepi Pantai

Bangunan SD Hualoy tang tak kunjung dibangun. Sampai kapan?-YAT-

AMBON (info-ambon.com) – Kondisi bangunan SD Negeri 1 dan 2 Hualoy sampai detik ini belum dapat digunakan seperti biasanya sebagai lokasi pendidikan siswa. Aktivitas belajar mengajar dialihkan di Balai Desa Hualoy, Seram Bagian Barat (SBB).

Sekilas tampak sebagian dinding masih berdiri kokoh, ada juga yang sudah roboh, sebilik bangunan tiga ruangan dipojok kanan terlihat tegak dan utuh. Hanya saja, bagian atap serta jendela hangus dilalap si jago merah.

Kendati, dalam keadaan prihatin sekalipun, semangat peserta didik/siswa soal menimbah ilmu takan goyah dan surut. Giat dalam menimbah ilmu siswa dibuktikan dengan sesekali proses belajar mengajar berlangsung ditepian pantai ditemani panorama alam terbuka nan sejuk.

Kepala Sekolah SD Negeri 1 Hualoy menegaskan, tekad siswa akan pentingnya pendidikan sangat luar biasa tinggi. “Walaupun untuk sementara ini dialihkan di Balai Desa, tak mengurangi niat mereka untuk melangkah menuju ‘jendela dunia’ tersebut.” ungkapnya.

Ditambahkan, 2 minggu pasca selesai konflik, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten SBB sempat turun meninjau kedua lokasi sekolah yang sudah hangus terbakar, dan berjanji segera akan membangun ulang gedung sekolah baru.

Belajar di tepi pantai..potret buram pendidikan di SBB.-YAT-

“Saya selaku pimpinan sekolah merasa amat senang dan selalu siap kapan saja untuk dibangun. Prinsipnya, perhatian pemerintah SBB sejauh ini telah memberikan sinyal lampu hijau.” Terang Kepala Sekolah SD Negeri 1 Hualoy, Ica Wakano saat dihubungi via WhatsApp, Senin (10/6/2019), kemarin.

Seperti diketahui, konflik tiga Desa bertetangga antar warga Hualoy, Tomalehu dan Latu di Kabupaten Seram Bagian Barat pada (20/2/2019) lalu, mengakibatkan empat gedung sekolah terbakar. Akan tetapi, kerusakan fatal terjadi di SD Negeri 1 dan 2 Hualoy.

Seiring waktu bergulir, sudah lima bulan pasca konflik, kondisi ketiga desa kian kondusif. Kendati demikian, bangunan sekolah yang di iming-imingkan sampai detik ini belum juga dibangun.

Maka dari itu, Zen Lelangwayang, salah satu kader muda dan juga pemerhati pendidikan Negeri Hualoy mengharapkan Kepada Dinas Pendidikan SBB agar secepat mungkin realisasi bangunan sekolah baru. “Kami meminta Dispenbud SBB segera bangun sekolah baru, atau setidaknya sekolah darurat.” Pinta Zen

Lelangwayang yang juga Ketua Umum GARDA NKRI Maluku menjelaskan bahwasanya Balai Desa itu milik pemerintah Desa. Jadi, sewaktu-waktu bisa saja dipakai apabila kegiatan Desa. “Kasihan, kalau dipakai oleh pemerintah Desa. Maka, korbannya adalah siswa. Mereka harus libur cuma-cuma.” tuturnya.

Ukuran Balai Desa terbilang kecil. Tetapi apa boleh buat, harus dipetak menjadi enam bilik berukuran mini. Ditambah lagi, berada di depan jalan raya dan dikelilingi pemukiman warga.

Bayangkan, suara dari petak satu akan mendepak suara petak lainnya, belum lagi lalung-lalang kendaraan dan suara penduduk sekitar tentu akan sangat mengganggu konsentrasi.

Berhubung letak sekolah di ujung Desa Tomalehu yang berdekatan langsung dengan tapal batas Desa Latu, lanjut Zen, apabila dibangun, alangkah baiknya sekolah dipindahkan dari lokasi awal. “Bahayanya jika konflik terulang, otomatis sekolah lagi-lagi akan menjadi sasaran empuk amukan massa. Maka dari itu, bangunannya harus ditempat yang lebih aman.” tutupnya. (YAT)

Exit mobile version