Sekjen Kementan Minta Pemprov Maluku Percepat Pengembangan Jagung dan Kedelai

Kadis Pertanian Provinsi Maluku, Dr Ilham Tauda bersama Ketua Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP) Hadi Basalamah dan tim, kembali menemui Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Dr Ir. Kasdi Subagiono, M.Sc untuk memantapkan pengembangan komuditas Jagung dan Kedelai di Maluku.-dok-

JAKARTA(info-ambon.com-Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Maluku, terus memantapkan pengembangan komuditas Jagung dan Kedelai dengan Kementerian Pertanian. Kali ini Kadis Pertanian Provinsi Maluku, Dr Ilham Tauda bersama Ketua Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP) Hadi Basalamah, kembali  menemui Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Dr Ir. Kasdi Subagiono, M.Sc.

Pertemuan dilakukan di ruang utama Sekjen Kantor Kementerian Pertanian RI, Selasa (17/5/2022). Pertemuan itu juga didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Provinsi Maluku dan Sub Bagian Perencanaan Dinas Pertanian Provinsi Maluku,  terkait pengembangan komoditi kedelai dan jagung  Provinsi Maluku.

Sebelumnya Kadis Pertanian Provinsi Maluku dan Ketua TGPP bertemu Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo untuk memantapkan pengembangan komuditas Jagung dan Kedelai atas perintah   Gubernur Maluku, Murad Ismail. Gubernur juga telah ditemui Menteri Pertanian di Kota Makasar, beberapa waktu lalu untuk membahas lebih lanjut pengembangan dua komuditas pertanian itu.

Tauda mengatakan, dalam pertemuan itu, Sekjen  Kementan telah memberikan respon positif dan meminta untuk segera menindaklanjutinya dengan pembentukan desk percepatan implementasi pembangunan Jagung dan kedelai di Provinsi Maluku.

“Usulan dari Bapak Gubernur melalui Dinas Pertanian Provinsi Maluku adalah pengembangan kedelai seluas 5.000 Hektar dan Jagung 11.500 Hektar dengan konsep Integrated Farming,”kata Tauda, ketika dihubungi, Selasa (27/5/2022).

Dalam pertemuan itu, Sekjen Kementan  menyampaikan agar pemetaan lokasi dilakukan dalam bentuk kawasan di Kabupaten/Kota.”  Proses pengembangan jagung dan kedelai harus memberikan dampak dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat petani yang pada gilirannya berorientasi pada penurunan angka kemiskinan di Provinsi Maluku. Oleh karena itu, harus diikuti dengan kepastian pasar sehingga dapat memberikan jaminan harga,”jelasnya.

Diharapkan, dalam pengembangan Kedelai dan Jagung,  Sekjen Kementan berharap agar menerapkan sistem Integrated Farming dengan komoditas pertanian lainnya seperti peternakan, hortikultura, dan perkebunan melalui Koorporasi Petani dalam rangka meningkatkan pendapatan petani sehingga berdampak pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang saat ini telah mencapai 106.

‘’Sektor pertanian memberikan peran penting dan strategis dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Maluku yang pada tahun 2021 telah mencapai 5,3 persen kondisi ini menunjukan sektor pertanian sebagai lokomotif penggerak utama ekonomi di Maluku dan penurunan angka kemiskinan. Sehingga besar harapan bapak Menteri dan Sekjen untuk fokus dalam pengembangannya,”paparnya.

Untuk itu, lanjut dia, memformalkan upaya pengembangan Jagung dan Kedelai serta memberikan jaminan pasar maka perlu dibuat perjanjian Kerjasama dengan para integrator baik dari BUMN maupun Swasta (Japfa, Pokphan, dll).”Khusus berkaitan dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Maluku diminta untuk dimaksimalkan penyerapannya, sehingga dapat bermanfaat bagi penguatan modal usaha petani dengan membentuk KUR klaster pertanian melalui kerjasama dengan pihak perbankan,”terangnya.

Selanjutnya, tambah dia,  Menteri Pertanian RI juga telah memberikan arahan terkait pengembangan Jagung dan Kedelai  agar segera diimplementasikan sebagaimana hasil pertemuan sebelumnya dengan  Gubernur bersama Ketua TGPP dan Kepala Dinas  Pertanian  Provinsi Maluku.(*/PJ)

Exit mobile version