Said Latuconsina Dapat Gelar Adat Upu Latu Kupenia Dari Lembaga Adat Lumbatu Nuru Sikwa

AMBON (info-ambon.com)- Pangakalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon. Brigjen TNI (Mar) Dr. Said Latuconsina M.M., M.T., M.Tr. Opsla dianugerahi gelar adat Upu Latu Kupenia oleh tokoh adat yang tergabung dalam Lembaga Adat Lumbatu Nuru Sikwa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Selasa, (19/03/24).

Pengukuhan atau pemberian gelar adat Latu Kupenia dilakukan oleh Upui Lumbatu Bapak Ledrik Lumapuy yang ditandai dengan pemakaian jubah adat kepada Brigjen Said Latuconsina dan Ny. Widiya Said Latuconsina yang juga menerima gelar adat Upu Latu Kupenia Lekua kemudian dilanjutkan dengan penyerahan piagam.

Gelar adat merupakan suatu simbol yang diberikan suatu kelompok kepada seseorang atau kelompok sebagai tanda seseorang atau kelompok tersebut diakui keberadaannya dalam masyarakat. Gelar adat yang diberikan memiliki makna tersendiri bagi masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pemberian gelar ini harus dengan upacara adat.

Upacara pemberian Gelar Adat kepada Brigjen Said Latuconsina dilaksanakan di Negeri Lumoli, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dihadapan para tokoh adat, tokoh masyarakat dan para Raja serta pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kecamatan Seram Barat. Acara ini dirangkai dengan pelaksanaan tutup atap bangunan rumah adat Baileo Henna Lumoli Pesaluei.

Raja Negri Lumoli Dominggus Sasake mengatakan, Upu Latu Kupenia merupakan gelar adat tertinggi yang baru pernah dianugerahkan oleh Lembaga adat Lumbatu Nuru Sikwa.

“Lumbatu Nuru Sikwa sendiri adalah Lembaga adat yang terdiri dari 6 Negeri adat yaitu Negeri Lumoli, Negeri Neniari, Negeri Nurue, Negeri Rumahsoal, Negeri Morekau dan Negeri Kamal,” katanya.

Sasake menjelaskan, pemberian gelar Upu Latu Kupenia ini sudah melalui musyawarah adat dengan berbagai pertimbangan, alasan yang paling mendasar adalah Brigjen Said merupakan putra asli Maluku sekaligus sebagai anak adat yang secara historis punya pertalian kekeluargaan dengan mata rumah Laturake yang ada dalam Lumbatu Nuru Sikwa.

“Brigjen Said Latuconsina berhak memakai gelar tersebut karena juga berasal dari Nunusaku, punya hubungan keluarga dengan Laturake,” tegas dia.

Selain itu, Brigjen Said Latuconsina dinilai oleh tokoh masyarakat Seram Barat sangat peduli terhadap masa depan generasi muda Maluku, diera kepemimpinannya sebagai Komandan Lantamal IX banyak putra putri Maluku termasuk Seram Bagian Barat yang telah masuk menjadi prajurit TNI Angkatan Laut. Masyarakat mengakui itu karena sebelumnya hampir tidak terdengar ada anak anak Maluku yang masuk TNI AL.

“jangankan masuk, untuk daftar dan tesnya saja katong seng pernah tau, katong pikir tes Angkatan Laut itu susah dan hanya untuk orang orang tertentu saja” ucap salah satu tokoh masyarakat yang dimintai pendapatnya.

Masyarakat Maluku saat ini juga sudah banyak yang mengetahui secara dekat dengan Angkatan Laut karena tidak lepas dari program Brigjen Said Latuconsina, yang gencar dalam pemberian kuliah umum dan sosialisasi pengenalan TNI AL ke lingkungan perguruan tinggi dan sekolah, termasuk ke masyarakat dan organisasi kepemudaan. Juga kemudahan akses kepada pelajar dan mahasiswa melihat secara dekat alutsista yang dimiliki, serta pemanfaatan fasilitas olahraga yang ada dalam lingkungan markas Lantamal IX Ambon,” pungkas dia.

Sementara itu, Brigjen Said Latuconsina, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat 6 negeri adat di Seram Barat yang telah memberikan gelar adat kepadanya, hal ini selain merupakan suatu kebanggaan juga merupakan kehormatan sehingga konsekuensi logis harus menjaga nama baik Lumbatu Nuru Sikma.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada perangkat negeri untuk selalu menjaga hubungan dan terus berkomunikasi agar saling berusaha membangun negeri kearah yang lebih baik terutama persoalan peningkatan sumber daya manusia, kesehatan, dan lapangan pekerjaan, termasuk sama-sama menciptakan situasi daerah yang aman dan kondusif.

“Saya berharap tatanan adat yang telah lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Maluku, sekaligus merupakan warisan untuk generasi yang akan datang harus terus dilestarikan utamanya generasi muda, harus pahami hubungan kekeluargaan antar negeri termasuk pela gandong. Karena hal ini dapat menjadi modal dasar bebagai kegiatan positif dalam membangun Maluku,” terangnya.

Diketahui, sebelum acara pemberian gelar adat, Danlantamal IX bersama Ketua Korcab IX Daerah Jalasenastri Armada III Ny. Said Latuconsina didampingi pejabat yang mewakili Bupati Seram Bagian Barat dan Camat Seram Barat serta tamu undangan berkesempatan meninjau pelaksanaan bhakti kesehatan yang digelar oleh Rumah Sakit dr. FX Soeharjo Lantamal IX Ambon dipimpin langsung Kepala Rumah Sakit Letkol Laut (K) dr. Imam Suhada, Sp.S. melibatkan 1 dokter spesialis, 3 dokter umum, dibantu 6 tenaga paramedis. Dari hasil pemeriksaan ditemukan umumnya penderita mengidap penyakit kulit, kelainan otot, ISPA, hipertensi, dan gejala stroke. Terhadap pasien yang perlu penanganan lebih lanjut diarahkan untuk berobat ke rumah sakit terdekat atau bisa langsung ke RSAL.

 

Pemberian Gelar Adat dirangkai dengan penutupan atap baileo Henna Lumoli Pesaluei ditandai pengangkatan atap yang dibawa naik keatas untuk diletakan di wuwung baileo diawali oleh Upu Latu Kupenia, dilanjut oleh para pejabat yang hadir. Acara dilanjutkan dengan prosesi meminum sopi adat atau ditumpahkan ke tanah disesuaikan kondisi undangan yang sedang berpuasa, dan diakhiri dengan foto bersama. (EVA)

Exit mobile version