Resmikan PT. MLA, PJ Walikota Harap Jadi Solusi Pengelolaan Sampah

Peresmian pabrik sampah di Negeri Hutumuri, Kota Ambon, Jumat.-EVA-

AMBON (info-ambon.com)- Recycling Center PT. Milion Limbah Ambon (MLA) (Member Of RECO) atau pabrik plastik pertama di Kota Ambon diresmikan, Jumat (26/5/2023). Peresmian PT. MLA ditandai dengan pengguntingan pita oleh PJ Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, PT.MLA berlokasi di kawasan Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel).

Pj Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, dalam sambutannya menyampaikan, memberikan apresiasi, kepada PT. MLA, dimana, merupakan pabrik daur ulang sampah plastik pertama di Kota Ambon. “Saya memberikan apresiasi kepada PT. MLA, karena dalam waktu kurang lebih 1 tahun, telah mampu mendirikan pabrik daur ulang sampah plastik sebagai wujud dari kesepakatan yang terbangun antara Pemkot Ambon dengan PT. MLA. Karena, apa yang diakukan hari ini merupakan jawaban atas seluruh persoalan penanganan sampah di Kota Ambon,” katanya.

Diakui, selama ini Pemkot Ambon dan masyarakat menggantungkan harapan dari daur ulang sampah plastik dari bank sampah dan TPS 3R yang berada di Surabaya dan Jakarta, yang mengakibatkan biaya operasional untuk mengangkut sampah plastik dari Kota Ambon oleh pengusaha sangatlah tinggi, sehingga menyebabkan tidak maksimal dalam upaya mengurangi atau mendaur ulang sampah plastik di Kota Ambon.

Disampaikan, Daur ulang sampah plastik ini terdiri dari luas lahan sebesar 7.800 meter per segi, dengan luas bangunan 5000 meter per segi yang mampu menyerap tenaga kerja paling banyak 250 orang, baik tenaga kerja tetap maupun yang harian. Selain itu, pabrik ini juga menargetkan untuk mendaur ulang 250 ton setiap bulannya. Hal ini sejalan dari target pengelolaan sampah secara nasional.

“Dengan adanya pabrik sampah plastik, pihaknya optimis akan menjadi solusi dan upaya pengelolaan sampah serta dapat memperkuat ekosistem daur ulang sampah plastik, ekonomi sekunder serta dapat mengurangi pengumpulan sampah plastik sehingga tidak menjadi beban di tempat pembuangan akhir,” demikian Wattimena. (EVA)

Exit mobile version