AMBON (info-ambon.com)-Kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto, memangkas anggaran untuk membiayai program prioritasnya, memantik aksi demo mahasiswa di seluruh Indonesia. Mereka memprotes, pemangkasan anggaran justeru menyusahkan masyarakat kecil.
Di Provinsi Maluku, misalnya ratusan mahasiswa mengatasnamakan diri aliansi mahasiswa IAIN Ambon, mendatangi kantor DPRD Provinsi Maluku, di kawasan Karang Panjang Ambon, Kamis (20/2/2025) sekira pukul 11.20 WIT. Di lembaga politik itu mereka mengecam kebijakan Prabowo yang memangkas anggaran ratusan trilyun yang berdampak pada pembangunan dan kesejahteraan masyarkat di Maluku.
“Yang setengah mati adalah rakyat kecil. Mereka masih terisolir dan tidak menikmati pembangunan karena anggaran dipangkas dengan program yang tidak tepat sasaran,”teriak pendemo.
Mereka mengaku, turun ke jalan dan mendatangi DPRD Provinsi Maluku, agar menyuarakan aspirasi mereka agar menyampaikan kepada Prabowo menghentikan pemangkasan anggaran.
“Kami turun dan bela masyarakat. Masyarakat kecewa dan mengeluh hidup tambah susah. Kedatangan kami ingin bertemu pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Maluku agar menyuarakan aspirasi mereka,”harap mereka.
Namun, ketika diberikan penjelasan kepada pendemo kalau seluruh pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Maluku, saat ini berangkat ke Jakarta memenuhi undangan Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa yang dilantik Presiden hari ini, para pendemo tetap memaksa masuk di ruang rapat paripurna.
“Kami masuk di ruang rapat paripurna menyampaikan aspirasi kami. Tolong berikan kesempatan kepada kami masuk. Silakan mereka berjoget di acara pelantikan, kami membela aspirasi masyarakat kecil,”harap mereka.
Meski begitu, ketika Kepala Bagian Falitasi dan Penganggaran Sekretariat DPRD Provinsi Maluku, Una Asagaaff, melakukan komunikasi dengan pimpinan dewan, hanya 15 orang pendemo dipersilahkan masusk diruang rapat paripurna.
Namun, para pendemo yang dijaga ketat puluhan aparat Kepolisian, bersikukuh semua pendemo masuk diruamg rapat paripurna.
“Kalau kami tidak diperkenankan masuk, kami akan tidur di pintu utama Kantor DPRD Maluku, sampai aspirasi kami didengar dan ditindaklanjuti,”tegas mereka.
Kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk efisiensi anggaran yang berdampak pada pemangkasan dana pembangunan memicu protes dari kalangan mahasiswa di seluruh Indonesia. Di Maluku, aksi unjuk rasa berlangsung di Kantor DPRD Provinsi Maluku pada Kamis, 20 Februari 2025, sekitar pukul 11.20 WIT. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa IAIN Ambon mengecam kebijakan tersebut, yang dinilai merugikan masyarakat kecil, khususnya di Maluku.
Mereka menilai pemangkasan anggaran ratusan triliun untuk membiayai program prioritas Prabowo justru menghambat pembangunan di daerah-daerah, termasuk Maluku. Para pendemo berteriak keras, mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kebijakan yang dianggap tidak tepat sasaran.
“Yang menderita adalah rakyat kecil. Mereka masih terisolir dan tidak menikmati pembangunan karena anggaran dipangkas untuk program yang tidak tepat sasaran,” teriak salah satu orator aksi.
Mereka menuntut agar DPRD Provinsi Maluku dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada Presiden Prabowo, dengan harapan agar pemangkasan anggaran dihentikan. “Kami turun ke jalan untuk membela masyarakat yang semakin kesulitan. Kami ingin aspirasi ini sampai ke Prabowo,” kata salah satu demonstran.
Namun, saat pendemo meminta untuk bertemu dengan pimpinan DPRD, mereka diberitahu bahwa seluruh anggota dewan sedang berada di Jakarta untuk menghadiri pelantikan Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa. Meskipun demikian, para pendemo tetap bersikukuh untuk masuk ke ruang rapat paripurna.
“Jika kami tidak bisa masuk, kami akan tidur di depan pintu Kantor DPRD Maluku sampai aspirasi kami didengar,” tegas mereka.
Akhirnya, Kepala Bagian Fasilitasi dan Penganggaran Sekretariat DPRD Provinsi Maluku, Una Asagaaff, melakukan komunikasi dengan pimpinan dewan dan mengizinkan 15 orang perwakilan pendemo masuk ke ruang rapat paripurna. Namun, sebagian besar pendemo tetap menuntut agar semua peserta aksi diberi kesempatan yang sama. (EVA)
Discussion about this post