AMBON (info-ambon.com)- Kepolisian Daerah Maluku menggelar dialog publik bersama instansi terkait. Dialog menyoroti sejumlah kesiapan menjelang Perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Kegiatan berlangsung di kantor RRI Ambon, Jumat (15/12/2023).
Berbagai kesiapan yang menjadi perbincangan jelang perayaan Nataru yaitu terkait keamanan, kebutuhan pokok masyarakat seperti sembako, hingga sistem kelistrikan.
Dalam diskusi publik tersebut, sejumlah narasumber dihadirkan. Diantaranya dari pihak Kepolisian dalam hal ini Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Pemerintah Daerah Maluku, PLN Maluku, hingga Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM).
Pemateri dari Polresta Ambon yang hadir yaitu Kabag Ops, Kompol Syarifuddin. Dari Pemda Maluku yakni Kadis Perindag, Yahya Kotta. Kemudian dari PLN yakni Senior Manager Pembangkit PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Nyoman Satriadi Rai, dan Ketua Sinode GPM Pdt. Elifas T. Maspaitella.
Kadis Perindag Maluku Yahya Kotta menyampaikan terkait ketersediaan stok kebutuhan pokok masyarakat seperti sembako akan tercukupi hingga 4 bulan ke depan.
“Pemerintah telah siap memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru. Kami sudah meninjau langsung dan kondisi stok sembako tercukupi selama 4 bulan ke depan,” ungkapnya.
Pemda Maluku, lanjut Yahya, juga akan melaksanakan operasi pasar untuk memudahkan masyarakat mendapatkan sembako maupun barang kebutuhan pokok lainnya.
“Untuk menyiapkan kestabilan sembako di pasaran jelang Natal dan Tahun baru itu merupakan tugas pokok kami Disperindag Maluku dan juga bersama pihak kepolisian dan stakeholder terkait,” katanya.
Ketersediaan kebutuhan pokok menjelang Nataru, lanjut Yahya, sudah diantisipasi. Bahkan, Pemda Maluku selalu melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait mengenai masalah tersebut.
“Kami terus melakukan koordinasi untuk mengambil langkah-langkah seperti operasi pasar yang tujuannya untuk memastikan ketersediaan stok sembako dalam keadaan cukup walau memang saat ini ada beberapa bahan pokok yang harganya agak naik seperti cabai rawit,” ujarnya.
Meski harga cabai rawit mengalami sedikit kenaikan secara nasional, namun Yahya mengaku pihaknya masih bisa untuk mengatasinya. Bahkan, dirinya memastikan stok cabai rawit masih aman.
“Kalau untuk beras masih aman hingga 4 bulan ke depan, begitu juga untuk telur ayam, gula pasir dan bahan pokok lainnya kami pastikan masih aman saat Natal dan tahun baru nanti,” jelasnya.
Kesiapan lainnya disampaikan Senior Pembangkit PLN Maluku dan Maluku Utara, Nyoman Satriadi, dalam menghadapi perayaan Nataru.
Menurutnya, PLN telah mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat mengakibatkan pemadaman lampu, termasuk menyiapkan mesin pembangkit dengan daya yang lebih.
“Dan tim kami telah disiapkan dalam penanganan gangguan jaringan yang intinya agar perayaan Natal dan tahun baru nanti dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini terdapat 97 sistem kelistrikan yang tersebar di Pulau-pulau di Maluku. Daerah ini tidak seperti di Pulau Jawa yang memiliki jaringan listrik bisa tersambung dari Barat hingga Timur.
“Maluku berbeda karena geografis kita, namun hal itu bukan kendala bagi kami karna yang terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat menggunakan listrik dengan baik apabila memasuki hari-hari besar keagamaan yang sudah menjadi perhatian dan fokus kami dalam melayani kelistrikan,” ungkapnya.
Nyoman Satriadi juga menghimbau seluruh masyarakat Maluku agar cerdas dalam menggunakan listrik, agar daya listrik yang tersedia dapat dinikmati dengan baik oleh seluruh masyarakat.
“Kami juga ingatkan agar sambungan arus pendek diperhatikan seperti banyaknya colokan yang sebenarnya tidak terlalu penting namun itu dapat menyebabkan terjadinya korsleting hingga kebakaran. Olehnya itu mari kita gunakan listrik seperlunya agar tidak terjadi pemborosan,” pintanya.
Dari sisi pengamanan perayaan Nataru, Kabag Ops Polresta Ambon Kompol Syarifuddin menyampaikan, Polri telah siap untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya umat Nasrani dalam merayakan Natal, 25 Desember 2023.
“Kami telah menyiapkan Operasi Lilin Salawaku yang didalamnya terdapat beberapa satgas yang akan bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Tujuannya untuk memberikan rasa aman kepada umat Nasrani yang ada di kota Ambon dalam merayakan Natal dan juga Tahun baru nanti,” ungkapnya.
Saat pelaksanaan operasi Lilin Salawaku nanti, Polresta Ambon akan melibatkan 1.703 personil pengamanan. Terdiri dari Polresta Ambon yang dibackup Polda Maluku, kemudian perbantuan dari Kodam XVI/Pattimura, Satpol PP, Perhubungan dan instansi terkait lainnya.
“Kami juga akan mendirikan beberapa pos yang diantaranya adalah pos pelayanan dan pos terpadu yang tujuannya untuk melayani masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
Saat pengamanan malam Nataru, Kompol Syarifudin juga mengaku pihaknya akan melakukan rekayasa jalur lalu lintas. Tujuannya agar pelaksanaan ibadah maupun perayaan Natal dan Tahun baru berjalan aman dan lancar.
“Rekayasa jalur bertujuan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di ruas jalan tertentu sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada umat Nasrani yang melaksanakan ibadah,” jelasnya.
Kompol Syarifudin menghimbau masyarakat agar dapat bersama-sama menjaga situasi kamtibmas agar selalu aman dan kondusif.
“Tidak melakukan hal-hal yang bersifat eforia saat perayaan Natal nanti tetapi lebih pada berkumpul bersama keluarga di rumah dan lakukan doa dan ibadah bersama keluarga,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua MPH Sinode GPM Pdt. Elifas Maspaitella menghimbau kepada umat Kristiani di wilayah Maluku agar tidak merayakan Natal dengan cara yang berlebihan.
“Kemarin kita baru saja melaksanakan sidang MPL Sinode di wilayah Kisar dan tekad kita adalah bagaimana kita memperkuat ketahanan pangan lokal daerah,” ungkapnya.
Ketahanan pangan lokal daerah, kata Pdt Elifas mudah diakses oleh umat. Seperti misalnya kebutuhan cili yang bisa ditanami di pekarangan rumah atau di kebun milik sendiri. Hal ini agar kebutuhan cili dapat terpenuhi dan lonjakan harga bumbu dapur di pasar ini tidak terjadi.
“Apalagi jelang perayaan Natal dan tahun baru, sebab di Maluku ini fenomena jelang Natal dan tahun baru itu pasti pasar dan pusat perbelanjaan akan padat, ramai, karena orang akan belanja dengan jumlah yang banyak untuk kebutuhan di rumah,” jelasnya.
Pdt Elifas juga menyampaikan agar perayaan Natal yang dilaksanakan tidak terlalu berlebihan, namun lebih sederhana karena yang terpenting adalah bagaimana mendekatkan diri dengan Tuhan.
“Yang terpenting adalah bagaimana mendekatkan diri dengan Tuhan dalam ibadah kita yang kalau kita di sini bilang hidup apa adanya namun tetap religius,” ajaknya. (EVA)