AMBON(info-ambon.com)-Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) V tingkat Kota Ambon, kembali digelar, Rabu 913/11/2019). Ajang pesta iman umat Katolik di Ambon tersebut, berlangsung hingga Jumat (15/11/2019) mendatang.
Ketua Panitia penyelenggara, Pastor Pius Titirloloby adalah ajang untuk pencarian bakat terbaik asal Kota Ambon untuk dipersiapkan mengikuti ajang yang sama tingkat provinsi Maluku pada 2020 mendatang di Kota Tual.
Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, A G Latuheru saat membuka Pesparani tersebut sampaikan, saat ini kita berada pada dunia baru dimana teknologi membuat semuanya mudah dan gampang. Globalisasi dan teknologi mendekatkan informasi dengan pengguna teknologi itu sendiri. Di era ini, banyak positifnya, namun tak sedikit juga negatifnya.
Di era ini, banyak hal yang bisa merusak generasi muda kita, apakah itu miras, narkoba, SARA, radikalisme, intoleran dan sebagainya. Dan ini patut diwaspadai. Pengetahuan dan pengalaman yang positif lebih mudah didapat sekarang ini, namun dari kebebasan itu juga membawa ancaman terhadap Pancasila serta tentu kehidupan antar umat beragama.
Dan salah satu kegiatan yang mendukung harmonisasi, integrasi, peningkatan toleransi, peningkatan nilai-nilai hidup yang baik adalah kegiatan keagamaan sebagaimana penyelenggaraan Pesparani bagi umat Katolik, Pesparawi bagi umat Protestan maupun MTQ dan Lasqi bagi umat Muslim.
Pesparani kali ini, menurutnya adalah bagian dari ungkapan syukur kepada Tuhan, lewat lagu dan pujian atas anugerah kehidupan kepada semua kita, juga sebagai bagian syukur atas penetapan UNESCO untuk Ambon.
Ia juga berharap, lomba ini bisa menghasilkan potensi tim Kota Ambon yang akan berlaga di even yang sama tingkat provinsi dan dimungkinkan mewakili Maluku ke tingkat nasional.
Ia yakin dengan bekal persiapan memadai, maka juara akan diperoleh setiap peserta. ‘’Juara itu adalah bonus dari sebuah persiapan yang maksimal dan sungguh-sungguh,’’ sergahnya.
UNESCO telah tetapkan Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik dunia, tugas kita adalah bagaimana mempersiapkan Kota Ambon agar ketika orang mengunjungi Ambon, bisa menikmati faktor keunikan dan kelebihan atas talenta yang kita miliki. Kita butuh SDM penyanyi dan musisi yang professional. Latihan yang terus menerus memungkinkan kita menjadi lebih berkualitas.
Musik telah mampu menjadikan kita hidup sebagai orang basudara, lain sayang lain, musik mempersatukan kita, musik memberikan kedamaian bagi kita, musik sebagai bahasa universal yang dapat diterima oleh semua pihak tanpa memandang perbedaan SARA.
Wakil Uskup Wilayah Kota Ambon, pastor Man Oratmangun pada kesempatan yang sama paparkan, kalau MTQ dan Pesparawi di Ambon dilaksanakan antar kecamatan, namun Pesparani Katolik di Ambon dilaksanakan tidak per kecamatan karena ada kecamatan yang tidak ada warga Katolik, sehingga kita lakukan lomba lewat paroki yang ada di 5 kecamatan di ambon.
Menurutnya, kita patut bersyukur, karena Tuhan berikan kesempatan untuk lakukan lomba ini, walau Ambon masih terjadi gempa. Kita bangga kepada kordinator dan para Pastor dan peserta yang sudah berlatih dalam ketidakpastian ditengah kondisi alam ini.
‘’Saya bangga atas semua yang sudah dipersiapkan, sehingga pesparani ini bisa jalan baik dan lancar. Kita berdoa agar tidak ada lagi gempa di Ambon,’’ tambahnya.
Diakui, tahun 2019 ini, adalah tahun sibuk di Keuskupan Amboina, karena ada proses sinode sejak bulan Januari dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya. ‘’Kami sadari, walau perhatian umat ke proses sinode, namun umat katolik di Ambon masih tetap juga konsentrasi untuk pesparani yang bisa terselenggara kali ini,’’ akunya.
Ia juga minta seluruh peserta dan penonton agar sportif, sebab berlomba pasti ada juara, tetapi tidak semua juara, itu kenyataan yang harus kita terima. ‘”Saya harap semua peserta dan pendukung dan semua yang terlibat untuk berlaku dan bertindak sportif, sehingga apa yang kita harapkan berjalan baik dan tidak ada perpecahan, pertengkaran dan perselisihan diantara kita,’’ harap Oratmangun.
Ketua Panitia penyelenggara, Pastor Pius Titirloloby menambahkan, lomba berjenjang antar paroki ini akan dilanjutkan dengan pola audisi untuk dapat peserta terbaik untuk wakili Kota Ambon paja tingkat provinsi di Kota Tual.
Tujuan kegiatan adalah terwujudnya peningkatan kualitas iman umat, peningakatan toleransi hubungan orang basudara juga sebagai dukungan penuh umat Katolik di Ambon atas ditetapkannya Ambon sebagai kota musik dunia oleh UNESCO dengan mengangkat tema Dengan Nyanyian dan Pujian Pesparani, Kita Wujudkan Ambon Kota Musik Dunia.
Pesparani V Kota Ambon 2019 di akan berlangsung di 2 lokasi yakni gedung Katolik Centre dan gedung Gereja Maria Bintang Laut mulai 13-15 November 2019 dengan peserta yang berasal dari umat yang tersebar di 8 paroki di Ambon.
Hari ini dilombakan Paduan Suara (PS) anak dan PS dewasa pria, esok adalah lomba mazmur 4 kategori anak-remaja, PMK dan dewasa, bertutur anak, cerdas cermat rohani anak dan remaja, dan lomba PS remaja dan dewasa wanita.
Sementara hari Jumat final cerdas cermat, PS PMK campuran dan campuran dewasa dan penutupan serta pengumuman hasil lomba.
Adapun juri yang menilai lomba ini, selain berasal dari Kota Ambon juga diambil dari Kota Bandung, Kota Manado, Kota Langgur-Maluku Tenggara, dan Kota Masohi-Maluku Tengah. (PJ)