AMBON (info-ambon.com)- Sebanyak 49.395 peserta mengikuti penyelenggaran Publik Expose LIVE 2021 secara daring. Peserta juga melampaui target 44.000, serta melampaui pencapaian 41.361 peserta, kegiatan yang dimulai pada 6-10 September 2021.
Pencapaian baru Public Expose LIVE 2021 lainnya adalah kenaikan rata-rata kehadiran peserta pada sesi paparan publik perusahaan tercatat yakni sebanyak 8.034 orang atau meningkat 19,4 persen jika dibandingkan dengan Public Expose LIVE 2020.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengapresiasi penyelenggaraan Public Expose LIVE 2021 yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia.
“Kita semua menyadari pandemi COVID-19 belum dapat dipastikan kapan akan berakhir,” ujar Hoesen, saat membuka Public Expose LIVE 2021 pada Senin (6/9/2021).
Dijelaskan, OJK akan terus bersinergi dan bekerja sama dengan pemerintah sekaligus seluruh stakeholders lainnya untuk menjaga stabilitas perkonomian, termasuk Pasar Modal Indonesia, serta menjalankan program untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Di tengah situasi pandemi COVID-19, OJK menyadari tugas dan tanggung jawab Direksi serta Komisaris Perusahaan semakin berat, karena selain dituntut mengeluarkan usaha ekstra dalam mempertahankan kinerja Perusahaan, juga harus menjaga tata kelola yang baik.
“Diperlukan upaya terpadu dari segenap stakeholders seperti perusahaan tercatat, asosiasi, dan para pelaku industri pasar modal lainnya, termasuk investor itu sendiri,” kata Hoesen.
Peran investor di sini sangat dibutuhkan, khususnya untuk melakukan kontrol terhadap Perusahaan Tercatat melalui partisipasinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Oleh karenanya, selain menghadiri paparan publik, OJK mendorong agar investor turut hadir dan menggunakan suaranya pada RUPS Perusahaan Tercatat. Dengan adanya sinergitas sekaligus kerja sama di antara semua stakeholders. OJK berharap semua elemen dapat bersama-sama mewujudkan Pasar Modal Indonesia yang wajar, teratur serta efisien, dan melindungi kepentingan investor termasuk masyarakat.
Selain itu, OJK juga mengimbau bagi para anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan Tercatat agar senantiasa menjalankan fiduciary duty masing-masing serta mematuhi semua rambu-rambu yang telah ditetapkan.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengungkapkan, Public Expose LIVE 2021 merupakan momen yang tepat bagi para investor untuk mengenal kondisi keuangan perusahaan yercatat, karena belum lama ini laporan Keuangan tengah tahun telah disampaikan oleh masing-masing Perusahaan Tercatat. Upaya BEI dalam mengakselerasi transformasi digital di tahun 2019 dan 2020 telah berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian Pasar Modal Indonesia.
Saat ini jumlah investor saham sudah mencapai lebih dari 2,5 juta Single Investor Identification (SID) dan merupakan buah dari hasil kegiatan edukasi yang gencar dilakukan seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia.
“Semoga kemudahan dalam mengakses informasi pasar modal dapat semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat,” ungkap Inarno.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi memberikan apresiasi bagi seluruh stakeholders yang terlibat dan menyukseskan penyelenggaraan Public Expose LIVE 2021.
Hasan berharap konsep yang diterapkan pada Public Expose LIVE 2021 dapat memberikan inspirasi bagi pelaksanaan berbagai kegiatan edukasi pasar modal lainnya agar menjangkau lebih luas dan lebih bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa.
Public Expose LIVE 2021 semula akan diikuti oleh 50 Perusahaan tercatat, namun PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengundurkan diri sehingga total terdapat 49 Perusahaan Tercatat yang berpatisipasi.
Dari 49 Perusahaan tersebut, sebanyak 39 sesi public expose dihadiri oleh >500 peserta, dengan 14 sesi dihadiri >1000 peserta, bahkan 2 sesi public expose, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dihadiri oleh 3.731 peserta, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat rekor baru dengan dihadiri oleh 2.794 peserta.
“Hal tersebut mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis teknologi digital dan virtual ini tepat sasaran serta sesuai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor dari generasi milenial,” kata Hasan, Jumat (10/9/2021).
Menurutnya, Public Expose LIVE adalah mekanisme perlindungan baru bagi investor dengan meminimalisasi potensi terjadinya informasi asimetris, suatu kondisi jika salah satu pihak memiliki informasi lebih banyak atau lebih diuntungkan dibandingkan pihak lainnya.
“Melalui Public Expose LIVE, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman investor terhadap kinerja Perusahaan Tercatat di BEI,” ujar Hasan. (EVA)