AMBON (info-ambon.com)- Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui DPPU Pattimura bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, salah satunya melalui Program Restocking Anggrek Larat di Desa Adaut, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Ini merupakan komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku dalam melaksanakan kegiatan CSR dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terutama terhadap bidang konservasi keanekaragaman hayati di wilayah Papua Maluku.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun mengatakan, Pertamina bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku dan Kelompok Masyarakat Tnyafar Desa Adaut melaksanakan penanaman Anggrek Larat dalam upaya mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Tujuan dari Program Restocking Anggrek Larat ini guna meningkatkan populasi Anggrek Larat di Kepulauan Tanimbar serta Kepedulian Pertamina terhadap lingkungan dengan meningkatkan pemahaman atas budidaya Anggrek Larat ini kepada masyarakat luas.
”Tentunya ini merupakan langkah yang konkret dari Pertamina yaitu berkomitmen untuk senantiasa melaksanakan program-program berdasarkan pendekatan adaptasi dan mitigasi aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG) turut mendukung Pemerintah dalam melestarikan budidaya Anggrek Larat ini. Program ini berkontribusi secara nyata terhadap pencapaian SDGs ke-13 yaitu penanganan perubahan iklim dan ke-15 yaitu menjaga ekosistem darat,” ujarnya dalam rilis tertulis yang diterima redaksi info-ambon.com, Selasa (18/7/2023).
Menurut Edi, tanaman Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragaman warna dan bentuk bunga. Bunga Anggrek Larat berwarna keunguan pucat hingga ungu tua. Tanaman Anggrek ini akan dikembangkan menggunakan teknik kultur jaringan, guna untuk menumbuhkan dan aklimatisasi Anggrek botolan.
“Program ini juga merupakan upaya untuk menghidupkan kembali tanaman Anggrek dan menginventarisasi jenis Anggrek Larat yang sudah langka. Selain itu program ini juga dapat menjadi roda ekonomi baru bagi masyarakat yang hidup di sekitar kawasan observasi ini,” ujarnya.
Kepala BKSDA Maluku, Danny H. Pattipeilohy, berharap program keanekaragaman hayati ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Melalui program ini diharapkan dapat mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di wilayah Maluku, selain itu juga dapat mendukung masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan yang bisa menambah mata pencaharian atau ekonomi mereka dalam membudidayakan anggrek,” terang Danny.
Selanjutnya, menurut Ir. Messala Hutabarat, M.M selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kab. Kepulauan Tanimbar bahwa budidaya anggrek yang dilakukan ini sangat penting untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati khususnya di Maluku.
“Budidaya anggrek ini sangat penting dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan di Provinsi Maluku. Kegiatan yang dilakukan di Desa Adaut Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini sebagai salah satu bentuk menjaga ekosistem darat,” tutur Messala. (EVA)