AMBON (info-ambon.com)-Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon melakukan kegiatan Diskusi Panel ‘Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial’ yang dilaksanakan di Hotel Pasifik Ambon, Senin (22/11/2021).
Sambutan Walikota Ambon, Richard Louhenapeasy yang dibacakan Asisten III Sekot Ambon, Rina Purmiasa menyampaikan, apresiasi kepada Kepala Desa/Raja dan Ketua BPD yang telah mengikuti kegiatan. Ini menjadi indikasi awal bahwa bapak dan ibu punya kepedulian dengan keberadaan perpustakaan di desa/negeri masing-masing.
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 disebutkan bahwa salah satu Prioritas Nasional (PN) adalah Revolusi Mental dan Pengembangan Kebudayaan. Selanjutnya salah satu sasaran/indikator dari Prioritas Nasional Revolusi Mental dan Kebudayaan adalah meningkatnya budaya literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif dan kreatif,” katanya.
Dijelaskan, literasi bukan sekedar kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Tapi literasi adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung, serta kemampuan membaca, menulis dan berhitung itu dapat dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam RPJMN 2020-2024 disebutkan pula bahwa dalam meningkatkan budaya literasi perpustakaan perlu sinergi lintas kementerian/lembaga yaitu; Bappenas, Kemendes PDTT, Perpusnas, Kemendagri, Kemendikbud, Kemenag, dan Kemensos.
“Sebagai bentuk implementasi dari RPJMN 2020 – 2024 maka Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan salah satu kegiatan bersakala nasional yaitu; Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklsusi Sosial. Melalui program ini, sudah ada 25 desa/kelurahan di Kota Ambon yang dibantu melalui kegiatan peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan melalui Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknlogi Informasi dan Komunikasi maupun bantuan buku dan komputer untuk pengembangan perpustakaan desa,” terang Louhenapessy.
Selain itu, melalui berbagai bantuan tersebut, diharapkan bahwa perpustakan desa bisa bertransfromasi menjadi ruang terbuka, pusat belajar dan beraktifitas masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perpustakaan.
“Berdasarkan hasil evaluasi ditemukan fakta bahwa beberapa perpustakaan desa sukses dan berhasil melalui program ini, misalnya perpustakaan Hatukau Negeri Batu Merah dan Perpustakaan Kasih Ibu Desa Hunuth. Tetapi masih banyak yang tidak berhasil karena lemahnya keberpihakan kebijakan dan penganggaran,” terang Walikota.
Oleh karena itu, lanjut Louhenapessy mengatakan, bagi saya diskusi panel hari ini mempunyai makna strategis untuk pengembangan perpustakaan desa sebagai fokus pengembangan literasi berbasis inklusi sosial di desa.
“Saya berharap melalui kegiatan ini Kepala Desa/Raja dan Ketua BPD terbuka wawasannya serta bisa menjadikan program pengembangan perpustakaan desa sebagai salah satu program prioritas di desa. Memang benar adanya kita butuh pembangunan fisik, tapi membangun manusia jangan sampai terabaikan,” jelas Walikota.
Untuk diketahui, pemateri untuk kegiatan tersebut, yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penilitian Pengembangan Daerah Kota Ambon, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Masyarakat dan Desa (DP3AMD) Kota Ambon, kepala desa, raja, ketua BPD dan pengelola perpustakaan dari 18 negeri/desa. (EVA)