Penderita Kusta di Ambon Meningkat

Kadinkes Ambon, Wendy Pelupessy.

AMBON (info-ambon.com)-Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy menyampaikan, penyebaran penyakit kusta di Kota Ambon, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan seperti ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, masih terus berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran penyakit kusta di Kota Ambon.

“Sesuai data yang ada di kami, penderita kusta di tahun 2021 itu sebanyak 80 orang, dan di tahun 2022 naik lagi, sedangkan didalam bulan Januari 2023, ada sebanyak 95 orang yang sampai saat ini masih dalam perawatan dan pengawasan kami,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Selasa (31/1/2023).

Menurutnya, penderita penyakit kusta itu tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Kota Ambon. “Sirimau, Baguala, Teluk Ambon, dan Nusaniwe. Yang pasti ada di kecamatan-kecamatan itu. Kami masih terus melakukan identifikasi dan pengawasan terhadap warga yang diduga sebagai penderita kusta,” ujar Pelupessy.

Dikatakan, upaya pencegahan juga terus dilakukan dengan melakukan berbagai sosialisasi dengan melibatkan seluruh Puskesmas dan kader yang ada di masyarakat. “Sosialisasi masih terus kita lakukan, sebab di bulan Maret nanti ada tim khusus penanganan kusta dari Kementerian Kesehatan RI, datang ke Kota Ambon, untuk melihat dan menilai langsung upaya-upaya pencegahan dan penanganan kusta yang sementara kami lakukan saat ini,” ungkapnya.

Diakui, Kementerian Kesehatan RI, telah memerintahkan seluruh jajaran termasuk Dinas Kesehatan Kota Ambon, untuk di Tahun 2030 nanti Indonesia, khususnya Kota Ambon, sudah bebas dari penderita penyakit menular itu. “Eliminasi kusta diharapkan tahun 2030 juga sehingga betul-betul kusta itu hilang. Kita lagi sosialisasi tentang stikmanisasi karena orang malas untuk periksa dan berobat karena dia sudah dapat stikma negatif dari masyarakat ketika dia dinyatakan positif menderita kusta,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pekerjaan berat yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon saat ini edukasi ke masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif kepada penderita kusta. “Kemudian kita lebih utamakan pendeteksian dini sehingga kita bisa obati agar penderita ini tidak sampai cacat. Kan stikma negatif itu hilang dulu, agar penderita calon penderita kusta ini bisa membuka diri untuk dilakukan pengobatan sebagai bentuk pencegahan itu,” terangnya.

Ditambahkan, penyakit kusta dapat disembuhkan dengan terapi sejumlah obat selama 6 hingga 12 bulan. “Pengobatan dengan jangka waktu tersebut sebagai langkah penanganan dini akan menghindarkan dari kecacatan,” tandas Pelupessy.

Diketahui, penyakit kusta merupakan salah satu penyakit tertua di dunia, dan sampai saat ini masih kita jumpai di Indonesia. Perlu diketahui bahwa penyakit kusta bukan penyakit kutukan. Penyakit kusta disebabkan oleh infeksi kronis oleh kuman atau bakteri mycobacterium leprae. Kondisi ini terutama memengaruhi kulit, mata, hidung dan saraf perifer.

Penyakit kusta tidak mudah ditularkan karena mempunyai masa inkubasi yang cukup panjang, tetapi penyakit ini bisa menular melalui kontak kulit erat dan lama, salah satunya melalui saluran nafas. Penyakit kusta dapat menyerang semua usia, umumnya orang dewasa mempunyai kekebalan tubuh atau daya tahan tubuh yang baik  untuk melawan bakteri bila dibandingkan dengan anak-anak. Jadi anak-anak akan lebih rentan untuk terkena penyakit kusta. (EVA)

Exit mobile version