AMBON(info-ambon.com)-Pemerintah Provinsi Maluku mulai menggelar karya bhakti di sejumlah desa terdampak gempa magnitudo 6,5 yang menguncang provinsi ini pada 26 September 2019.
Hari pertama karya bhakti dipusatkan di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, serta Desa Hila, Kecamatan Leihitu, dengan melibatkan sejumlah instansi teknis terkait yang tergabung dalam tim percepatan penanggulangan bencana yang terdiri dari tim kesehatan, tim sarana dan prasarana, tim mitigasi bencana dan tim trauma healing.
Tim ini melibatkan OPD teknis di lingkup Pemprov Maluku, Kabupaten SBB, Malteng dan Kota Ambon, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas PRKP, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (P3A) serta BPBD.
Selain itu, Tagana, TNI dan Polri, pers, Balai Pelaksana Jalan Nasonal Wilayah XVI Ambon, Balai Cipta Karya serta Balai Jasa Konstruksi juga termasuk dalam tim percepatan tersebut dan berada dibawah kendali Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy.
Berdasarkan pantauan, tim trauma healing yang melibatkan sejumlah tenaga medis dari Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ), Dinas Sosial serta dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) provinsi Maluku, melakukan penanganan trauma untuk anak-anak, remaja serta kaum ibu yang terpusat di lokasi pengungsian Tanah Merah, Desa Liang.
Anak-anak diajak bernyanyi dan bermain serta diberikan hadiah jika mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan remaja dan pemuda diberikan kesempatan menyampaikan ekspresi yang dirasakan melalui media gambar.
Sedangkan kaum ibu selain diberi pemahaman tentang kegempaan dan langkah-langkah yang harus dilakukan saat gempa, mereka juga diajari cara melakukan terapi wajah agar tidak takut dan stress.
Selain itu puluhan personil TNI dan Polri juga mulai membantu membongkar dan membersihkan rumah-rumah warga yang rusak berat dan roboh, namun masih dilakukan secara manual, sehingga proses pembersihannya berjalan lambat.
Seusai Sholat Jumat, warga Desa Liang juga diberikan ceramah serta pengetahuan tentang kondisi gempa yang mengguncang Maluku saat ini, baik oleh tim BPBD juga oleh Penjabat Sekda Maluku, Kasrul Selang.
Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy disela-sela kegiatan mengatakan, hari pertama karya bhakti dilakukan di dua kecamatan yakni Salahutu (Desa Liang) dan kecamatan Leihitu (Desa Hila).
“Untuk hari pertama ini kita baru lakukan di dua desa yakni Liang, Kecamatan Salahutu dan Hila, kecamatan Leihitu dan akan dilanjutkan ke desa-desa lainnya yang terdampak bencana,” katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut sebelumnya akan dilakukan di lokasi pengungsian, tetapi karena pertimbangan lain akhirnya warga diarahkan ke rumah masing-masing untuk dilakukan sosialisasi, sehingga mereka merasakan bahwa suasana sudah aman dan tidak terlalu berbahaya sehinga tidak perlu takut lagi.
“Kalau warga yang rumahnya rusak berat atau rata dengan tanah, mungkin bisa kita maklumi kondisinya, begitu juga yang rumahnya rusak sedang dan tidak aman untuk ditinggali, maka trauma healing dan sosialisasi dapat dilakukan di halaman rumahnya masing-masing,” katanya.
Menurut Kepala BPBD kegiatan karya bhakti direncanakan berlangsung selama seminggu dan dikoordinir oleh Camat Salahutu dan Leihitu bersama pimpinan Puskesmas serta Babinkamtibmas dan Danramil.
Khusus trauma healing akan terus diintensifkan, karena kenyataannya di lapangan warga masih takut dan trauma untuk kembali ke rumah mereka.
“Tadi saja banyak ibu-ibu yang menyatakan masih takut dan belum berani kembali ke rumah masing-masing. Mereka masih ingin tetap di lokasi pengungsian. Karena itu trauma healing masih perlu terus dilakukan hingga kondisi warga menjadi benar-benar aman dan normal,” tandasnya.
Sedangkan Dandim 1504 Pulau Ambon, Letkol Kav. Cecep Tendi Sutandi selaku penanggungjawab lapangan mengatakan, karya bhakti di dua kecamatan tersebut ditargetkan selama tiga hari ke depan. “nanti kita lihat kalo perlu penambahan waktu maka akan diperpanjang,” katanya.(RD)