Pemkot dan Tokoh Agama Ramah Tamah Bersama Ustad Abdul Somad

Ustad Abdul Somad saat melakukan acara ramah tamah dengan jajaran Pemkot Ambon dan tokoh agama tadi siang.-EVA-

AMBON (info-ambon.com)-Pemerintah Kota Ambon dan lintas Tokoh Agama menggelar ramah tamah bersama Ustad Abdul Somad, yang berlangsung di lantai II Restoran Sari Gurih, Kelurahan Lateri, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Selasa (9/3/2021).

Dalam sambutan selamat dating, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler mengatakan, kerukunan yang pernah hilang dan terjadi pada puluhan tahun lalu, saat ini telah kembali.  “Ambon dikenal dengan kehidupan orang basudara yang sangat erat dengan budaya pela gandong, istilah potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, walaupun berbeda agama,”ungkap Wawali.

Dijelaskan, Kota Ambon telah meraih berbagai penghargaan mulai dari kerukunan beragama hingga toleransi. “Penghargaan yang kita dapatkan ini, karena Kota Ambon telah berhasil dan sukses menyelenggarakan beberapa event nasional seperti Pesparawi, MTQ dan Pesparani serta beberapa kegiatan lainnya,”terangnya.

Dikatakan, dalam event keagamaan, semua umat beragama di Kota Ambon saling mensuport bahkan masyarakat siap menampung peserta event walaupun perbedaan agama. “Inilah yang membuat kota Ambon berbeda dengan yang lain karena semua saling mendukung satu dengan yang lain,”ujarnya.

Sementara itu, Ustad Abdul Somad atau yang lebih dikenal dengan sebutan UAS mengapresiasi toleransi antar umat bergama yang terjalin di Maluku, khususnya di Kota Ambon.

Dirinya bahkan mengaku, Kota Ambon layak dijadikan contoh dan teladan tentang cara hidup bertoleransi antar umat beragama.

“Bagaimana tidak, kejadian masa lalu yang terjadi di Kota Ambon, yang menurut perkiraan para pakar, akan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk benar-benar pulih, ternyata keliru. Kurang lebih 10 tahun, Kota Ambon dan Maluku sudah kembali seperti semula, bahkan lebih baik dari semula. Ini suatu keberkahan,” kata UAS.

Sembari menceritakan tentang kehidupan masa lalunya, UAS mengatakan, perbedaan yang ada bukan dijadikan sebagai penghalang untuk hidup berdampingan, tapi justru menjadi alasan untuk hidup saling mengisi dengan saling menghargai.

“Sejak kecil, kehidupan saya dikelilingi orang-orang yang seiman maupun berbeda keyakinan dengan saya. Dan kehidupan kami saling mengisi satu dengan yang lain,” kata UAS.

Selain toleransi, UAS juga mengapresiasi ketertiban dalam penerapan protokol kesehatan di Kota Ambon. Sejak menginjakkan kakinya di Kota Ambon, dirinya memperhatikan bagaimana penerapan protokol kesehatan di Kota Ambon yang sangat tertib ditengah masa pandemi COVID-19.

“Contoh gampang, selama acara ini berlangsung, prokes benar-benar dijaga. Setiap pergantian pembicara didepan, mimbarnya disterilisasi, sarung mic nya diganti. Saya nilai, ini penerapan prokes yang sangat baik dan tertib selama saya menjadi pembicara dalam masa pandemi COVID-19,” aku UAS. (EVA)

 

 

Exit mobile version