AMBON (info-ambon.com)- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, hingga saat ini masih terus berupaya untuk memerangi menurunkan angka stunting di Kota Ambon. Salah satunya melalui program orang tua asuh, yang telah berlangsung dalam setahun terakhir.
Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah, dan Penelitian Pengembangan (Bappeda-Linbang) Kota Ambon, Enrico Matitaputty mengungkapkan, penanganan Stunting melalui program tersebut hingga kini masih terus berlangsung. Bahkan sangat efektif, sehingga mampu menurunkan angkat penderita Stunting di Kota Ambon, dalam waktu setahun terakhir.
“Program orang tua asuh Stunting ini masih terus berjalan. Dan bahkan sampai saat ini dana dari orang tua asuh penderita Stunting di Kota Ambon, sudah di angka Rp 200 Juta, yang digunakan untuk 398 anak penderita Stunting di Kota Ambon,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (13/3/2024).
Menurutnya, dana tersebut bersumber dari seluruh pimpinan OPD serta Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemkot Ambon.
“Jadi dana Rp 200 juta itu, didapatkan dari para pejabat atau ASN yang menjadi orang tua asuh. Misalnya pimpinan OPD setiap bulan Rp 200 ribu, kemudian esalon III Rp 100 ribu, yang kita sumbangkan setiap bulan, kepada para penderita Stunting di Kota Ambon,”jelasnya.
Dikatakan, program orang tua asuh Stunting ini sangat efektif sebab para penderita Stunting di Kota Ambon, bisa tertangani dengan baik.
“Sumbangan itu sangat efektif sekali, sebab kita sudah membantu menyiapkan gizi yang baik kepada para penderita itu,”tegasnya.
Pihaknya menambahkan, penanganan Stunting itu selain menggunakan dana dari APBD juga orang tua asuh tersebut.
“Penanganan Stunting di Kota Ambon selama ini sangat efektif lewat program orang tua asuh itu, ketimbang lewat APBD,”terangnya.
Sebelumnya di beritakan, Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena mengungkapkan, Pemkot Ambon, masih fokus untuk melakukan penanganan stunting di Tahun 2024 ini.
Menurutnya, dalam tahun 2024 ini pula target stunting harus berada diangka 17 hingga 16 persen.
“Untuk Tahun 2024 ini, kita fokus untuk menangani stunting. Minimal kita harus berada diangkat 16 persen. Bila perlu kita harus capai target nasional yakni berada diangka 14 persen.
Dikatakan, langkah tersebut tidak hanya menjadi tanggungjawab Pemkot semata, melainkan menjadi tanggungjawab bersama. Olehnya itu dia meminta, perhatian serius para kepala desa, raja, dan kelurahan untuk masalah penanganan stunting.
“Harus ada pemanfaatan dana desa juga untuk pencegahan dan penurunan angka stunting,”ucapnya.
Ditegaskan, wajib hukumnya para kepala desa, raja dan lurah mendukung program pencegahan dan penurunan angka stunting di Kota Ambon.
“Alokasikan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan setiap desa dan negeri,”ujarnya.
Diakui, jika ada penderita stunting di wilayah masing-masing, maka respon cepat harus segera dilakukan, minimal membantu memberikan makanan tambahan, selain hal lain yang akan diintervensi untuk membantu penderita.
Ditegaskan, stunting merupakan masalah yang harus diselesaikan secara bersama, antara Pemerintah dan masyarakat.
“Saat ini, sudah banyak sekali upaya yang dilakukan untuk mencegah dan menangani. Proses pencegahan harus dilakukan secara dini, misalnya dimulai dari masa remaja di antaranya rutin memeriksa kehamilan secara rutin, memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Selain itu pemberian ASI eksklusif minimal enam bulan, dampingi memberikan gizi lengkap, pantau tumbuh kembang anak,”paparnya.
Kendati demikian, Wattimena berharap, agar ada perhatian serius dari pemerintah desa, kelurahan dan negeri untuk wajib menyiapkan satu Posyandu yang memenuhi standar pelayanan kesehatan.
“Mari kita jadikan stunting ini masalah kita bersama sehingga harus kita tuntaskan secara bersama-sama pula, dengan cara menyiapkan Posyandu diseluruh wilayah yang ada,”tandasnya. (EVA)
Discussion about this post