Pemkot Ambon Berikan 2 Jam Untuk Warga ‘Mangadu’

Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena.

AMBON (info-ambon.com)– Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon membuat program pelayanan publik kepada masyarakat. Setiap hari Jumat akan diberikan 2 jam untuk masyarakat ‘mangadu’ atau menyampaikan pengaduan di depan Balai Kota yang mana diterima lansung oleh Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena. Program ini bukan hanya di lingkup Pemkot, tetapi di kantor Pemkot lainnya, misalnya di Kantor Lurah, Kantor Desa.

“Pemerintah harus lebih membuka diri kepada masyarakat, dalam aspek pelayanan atau apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” jelas Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (3/8/2022).

Dijelaskan, kedepan ini tidak ada lagi masyarakat yang kemudian mengeluh dengan pelayanan pemerintah, sebab setiap hari Jumat nanti program layanan 2 jam bersama masyarakat. Masyarakat menyampaikan aspirasi secara langsung itu buat pemerintah tentang apa saja.

Dikatakan, layanan itu akan berlaku secara berjenjang mulai dari Balai Kota hingga ke kantor Lurah, Desa dan Negeri.

“Kita mulai dari jam 08.00 WIT hingga 10.00 WIT, di Balai Kota ini, nanti saya dan seluruh pimpinan OPD menemui masyarakat. Siapa saja boleh dan silahkan. Misalkan masyarakat mau sampaikan ada pohon di pinggir rumah sudah sampai roboh, Oke besok kita tata begitu. Atau hal apapun silahkan disampaikan, “jelasnya.

Ditegaskan, program tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

“Supaya apa jangan lagi kita pakai mekanisme surat menyurat yang butuh waktu yang lama. Masyarakat mau sampaikan sesuatu hal penting yang dianggap urgen saja harus melalui mekanisme yang panjang dan lama,”jelas Wattimena.

Diakui, selama ini ada semacam sekat antara pemerintah dan masyarakat.

“Ada banyak keluhan masyarakat yang memang tidak tersampaikan secara baik kepada pemerintah dan sebaliknya ada hal yang dikerjakan oleh pemerintah dari tidak sesuai dengan harapan atau keinginan masyarakat itu sendiri,”demikian Wattimena. (EVA)

Exit mobile version