Pemerintah Setujui Revisi Pengembangan, Proyek Blok Masela-Maluku segera Jalan

JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya menyetujui revisi rencana pengembangan (plan of development/PoD) Lapangan Gas Abadi, Blok Masela yang diusulkan oleh Inpex.

Dirilis medcom.id, Jumat 912/7/2019), Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menandatangani revisi PoD tersebut. Dengan persetujuan tersebut maka Inpex bisa bergerak untuk melanjutkan pengembangan proyek yang sudah lama mangkrak tersebut.

“Sudah ditandatangani Pak Menteri,” kata Dwi di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat, 12 Juli 2019.

Setelah ini, lanjut Dwi, Jonan bakal melaporkan revisi POD tersebut pada Presiden Joko Widodo. Dwi mengatakan persetujuan Menteri ESDM dilakukan baru-baru ini setelah proses di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selesai.

 Semestinya proyek ini diteken pada 27 Juni lalu saat G20 di Osaka Jepang. Namun tertunda karena berkas Head of Agreement (HoA) yang sudah disepakati 16 Juni mampir terlebih dulu di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengatakan persetujuan yang diberikan poinnya sama dengan kesepakatan yang tertuang dalam HoA.

 Sebelumnya, Dwi dan President Direktur INPEX Indonesia Shunichiro Sugaya HoA pengembangan lapangan hulu migas Abadi di Blok Masela. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko, serta CEO dan Presiden Direktur Inpex Corporation Takayuki Ueda.

 “Setelah sekian lama dilakukan pembahasan, penandatanganan HoA ini menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia, dengan nilai sekitar USD18 miliar-USD20 miliar yang terbesar untuk investasi satu kegiatan di Indonesia, dan merupakan investasi Jepang terbesar sejak lima dekade terakhir,” kata Jonan.

 Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi Gas Bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun (sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan 150 juta kaki kubik atau mmscfd gas pipa), dengan target onstream di 2027.(med)

Exit mobile version