Pelaku Perjalanan di Bandara dan Pelabuhan Wajib Rapid

Penjabat Sekda Maluku Sadli Lie.

AMBON(info-ambon.com)– Sebagai langkah antisipatif penanganan penyebaran Covid-19 di Maluku, maka Pemerintah Provinsi Maluku melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan. Setiap pelaku perjalanan tetap dilakukan rapid antigen.

Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie, kepada info-ambon.com, Rabu (8/2/2022) menyebutkan, kesimpilan itu diambil usai rapat koordinasi di lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, Selasa kemarin dengan forkopimda Maluku, Pemerintah Kota Ambon dan instansi terkait.

Pada kesempatan itu, dia mengakui, mulai hari ini akan ada rapat untuk tindak lanjut usulan ini dengan menggunakan otorita bandara, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk membicarakan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan bagi pelaku perjalanan, wajib untuk melakukan rapid test.

Menurutnya dalam 14 hari ini, lonjakan kasus terkonfirmasi covid-19 cukup tinggi, sehingga perlu diambil langkah-langkah antisipatif lainnya dan harus juga ada pembagian tugas yang sudah disepakati dalam rapat tersebut.

Untuk pembagian tugas, telah disepakati, kalau warga kota Ambon yang terkonfirmasi covid-19, akan ditangani oleh pemerintah kota dengan melakukan isolasi terpusat di asrama haji. Sedangkan bagi pelaku perjalanan yang terkonfirmasi covid-19, akan ditangani oleh Pemerintah Provinsi.

Untuk kesiapan penanganan covid-19, yang kian bertambah, Sadali mengakui untuk ketersediaan obat mencukupi. Untuk fasilitas isolasi terpusat juga cukup.

“Dari kesehatan, di tempat-tempat kesehatan ada kekosongan tempat tidur yang cukup banyak. Tapi bukan harapan kami agar banyak orang yang terkonfirmasi, tapi ini adalah tindakan antisipasi yang harus kami lakukan,”jelasnya.

Sadali juga ungkapkan membutuhkan dukungan media untuk menjadi sarana edukasi dalam rangka memberitahukan kepada masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes).

“Salah satu penerapan prokes yang paling nyaman untuk kita jaga diri, yaitu dengan menggunakan masker. Mengunakan masker yang benar harus tertutup hidung sampai dagu,”terangnya

Dia mengingatkan untuk tidak mengabaikan prokes, karena penyebaran varian omicron kecepatannya 5 kali lebih cepat daripada delta.

” Kalau kemarin kita puncak di bulan Juli itu ada sekitar 5.000 orang. Ini baru 15 hari posisi kita sudah 1000 lebih. Sehingga kalau tidak diambil langkah-langkah antisipatif mungkin pada Maret atau sampai Juli bisa kita 15ribuan,”ungkapnya.

Langkah selanjutnya, pemerintah provinsi telah menjadwalkan untuk screening ASN , yaitu dengan melakukan tes antigen, seperti yang pernah di lakukan tahun 2021 lalu . (PJ)

Exit mobile version