PAUD SADAR LINGKUNGAN, PERTAMINA DAN SAMPAH; BERKAH MASA DEPAN

Nelcy Sanyakit Tan, adalah guru pada Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sadar lingkungan.

NELCY Sanyakit Tan, adalah guru pada Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sadar lingkungan. Sekolah yang berlokasi di bagian ujung Teluk kota Ambon, Jl.Dr. J.Leimena, Dusun Wailala, Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon yang berbatasan lansung dengan Kabupaten Maluku Tengah.

Ibu dua anak itu bercerita, bahwa awal berdirinya PAUD sejak tahun 2007 silam, saat itu lagi gencar-gencarnya semua orang membuka Sekolah PAUD. Disitulah, kakak dari Nelcy Sanyakit, pengelolah PAUD Sadar Lingkungan, Santi Indrayani Sainyakit, yang masih duduk di bangku kuliah pada Universitas Pattimura (Unpatti) jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS), dia memberanikan diri untuk mendirikan dan mengelolah Sekolah PAUD ini.

Dia mulai menjadi seorang tenaga pendidik pada PAUD ini pada tahun 2008, sempat putus asa karena terpengharuh lingkungan sekitar, belum lagi mendengar cibiran dari orang tua dari anak-anak, bahwa PAUD bukan Sekolah, melainkan hanya tempat penitipan anak. Ia pun kecewa, namun tidak mematahkan semangat sebagai tenaga pendidikan pada PAUD Sadar Lingkungan.

Pada saat itu, belum ada gedung PAUD Sadar Lingkungan berbekal belajar mengajar menggunakan ruangan sekolah minggu yang dijadikan sebagai tempat belajar. PAUD juga belum mempunyai ijin legalitas dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik), peralatan belajar mengajar di belanjakan dengan uang pribadi mereka, tidak di gaji, tetapi kegiatan belajar mengajar tetap jalan.

Pada tahun 2018, saudara sepupuh mereka bekerja pada Kantor Pemerintah Negeri Laha, sehingga mereka membantu untuk membangun gedung Sekolah PAUD Sadar Lingkungan.

Kemudian tahun 2019, melalui Pertamina (Persero) DPPU Pattimura Ambon melakukan pendampingan bagi Sekolah PAUD Sadar Lingkungan  yang mana saat itu, pihak PT. Pertamina siap menanggung sarana prasarana. Dari pendampingan tersebut, Sekolah PAUD mulai mengalami perubahan begitu luar biasa. Karena pertama, awal berdirinya PAUD pada tahun 2007 hingga 2018 tidak ada ijin legalitas dari Dapodik terkendala biaya.

Ibu dua anak ini, walaupun tidak menguluti bangku perkuliahan, hanya bermodal latar belakang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), namun dia berbesar hati untuk mengabdi sebagai tenaga pendidik.

“Awal berdirinya PAUD sejak tahun 2007, setelah ada pendampingan dari program CSR PT Pertamina (Persero) DPPU Pattimura Ambon,” katanya kepada info-ambon.com, Kamis (21/10/2021).

 

Saat pendampingan dari PT. Pertamina, PAUD ini mulai mendapatkan legalitas Sekolah serta terdaftar pada Dapodik, baik tenaga pendidik maupun siswa. Kami berharap pendampingan selama lima tahun kedepan akan membawa dampak serta perubahan bagi kami di Sekolah.

Setelah Sekolah PAUD mendapat pendampingan dari CSR PT Pertamina (Persero) DPPU Pattimura Ambon tahun 2019, semua sarana prasarana ditanggung pihak PT.Pertamina, juga ditambahkan salah satu tenaga pendidik.

“Di sekolah PAUD Sadar Lingkungan terdapat 1 pengelola, 2 tenaga pendidik, dan 37 siswa. 10 siswa masuk pada kelompok siswa besar, dan 27 lainnya masuk pada kelompok bermain. Di tahun 2021 merupakan tahun ketiga CSR PT Pertamina (Persero) DPPU Pattimura Ambon mendampingi kami. Ya kami merasa bersyukur, karena sekolah PAUD ini semakin maju, dan dikenal banyak orang,” akuinya.

Sejujurnya kami tidak pernah membuka pendaftaran penerimaan siswa,  tetapi pada saat tahun ajaran baru antusias dari orang tua tetap membawa anaknya kepada kami untuk belajar.

PAUD kami tidak kalah saing dengan Sekolah lain, dimana siswa siswa masuk jenjang Sekolah Dasar (SD) sudah bisa mengenal huruf, bahkan sudah membaca.

Berangkat dari situ, anak-anak kami bukan hanya belajar mengenal huruf, warna, orietasi dalam ruangan, juga diajarkan untuk recycle creative day yang merupakan aktivitas diluar ruangan yang melibatkan kreativitas orang tua, dan anak dalam membuat kerajinan dari barang-barang bekas berupa sampah plastik, karton, kertas, botol minuman, jirijen, dan lain sebagainya.

“Banyak kegiatan yang di lakukan PT.Pertamina telah menyiapkan bank sampah. Nah dari bank sampah yang di sediakan PT.Pertamina Ambon, semua siswa dijadikan sebagai nasabah untuk menabung, dimana iuran per bulan 10 ribu rupiah, orang tua tidak perlu membayar iuran, karena dari hasil tabungan di potong untuk membayar iuran mereka,” tutup Sanyakit.

Operation Head DPPU Pattimura Tengku Nazwar Kusyamsyah menyampaikan, Pertamina DPPU Pattimura mendampingi kelompok PAUD Sadar Lingkungan pada tahun 2019.

“DPPU Pattimura memotret kondisi sosial dan lingkungan di wilayah Negeri Laha sebagai daerah Ring 1 perusahaan,” kata dia dalam pesan whatshap diterima Info-ambon, Kamis (21/10/2021).

Disisi lain, DPPU Pattimura melihat semangat guru dan pengelola yang sejak tahun 2007, meskipun tidak digaji tetapi tetap semangat menjalankan kegiatan belajar mengajar di PAUD Sadar Lingkungan.

“Pertamina melihat benih yang bagus untuk didampingi, akhirnya memilih PAUD ini sebagai penerima manfaat pendampingan program CSR,” ujar dia .

Selain itu, program PAUD Sadar Lingkungan telah memasuki tahun ketiga pendampingan.

“Selama tiga tahun ini kami memberi dukungan pengadaan sarana prasarana seperti media elektronik yang menunjang KBM, permainan outdoor dan juga indoor.

Selain itu, pihak Pertamina memberi dukungan dalam peningkatan kapasitas SDM tenaga pendidik PAUD dalam bentuk pendampingan pelatihan berikut: pendampingan Pembuatan Kurikulum KTSP PAUD 2013, pendampingan management kelas, pendampingan parenting, pendampingan minat dan bakat anak, pelatihan tanggap bencana untuk anak PAUD, pendampingan microteaching, peningkatan kualitas guru PAUD, pendampingan dalam pengolahan limbah sampah menjadi produk daur ulang.

“Kami berharap kedepannya PAUD Sadar Lingkungan bisa resmi terdaftar di dinas dengan mempunyai instrument pendidikan, terakreditasi dengan baik menjadi percontohan PAUD yang berfokus di lingkungan,” harapnya.

Orang tua dan anak menjadi sadar akan manfaat lain dari sampah, atau barang bekas yang sering di buang dan abaikan selama ini. Ternyata jika diolah dengan sebuah kreatifitas, sampah mempunyai daya guna bahkan nilai jual yang tinggi jika mampu mengolahnya dengan baik.

Oleh karena itu, adanya recycle creative day, selain menyadarkan mereka untuk dapat bijak mengelola sampah dan memanfaatkannya, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran orang tua dalam membangun hubungan dekat bersama dengan anaknya.

Bapak Jimmy orang tua dari salah satu anak Sekolah PAUD Sadar Lingkungan dengan buah hatinya Kerren, membuat kreasi bunga dalam kegiatan.

Diakui, cukup senang bisa bergabung dengan kegiatan ini karena bisa menemani anak melakukan aktivitas yang menyenangkan.

“Meskipun hasil kreasi saya dan anaknya saya tidak terlalu bagus, tapi saya dan Kerren senang telah membuatnya”.

Kerja sama orang tua dan anak yang berlangsung selama proses pembuatan kreasi olahan barang bekas, merupakan tindakan yang harus selalu diupayakan ada dalam setiap proses pengasuhan yang mereka lakukan di rumah. (EVA DOLHALEWAN)

Exit mobile version