JALAN menuju kawasan Batumerah, merupakan salah satu jalan utama menuju pusat Kota Ambon. Jalannya yang lebar, namun kadang kemacetan disana tak berujung.
Pas pertigaan antara Batumerah menuju Kebun Cengkeh dan Galunggung, ada sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU). Area itu, kadang juga membuat macet karena lalu lintas yang kurang terkontrol.
Namun ini bukan soal macetnya. Ini soal lain. Soal Pahlawan yang banyak berjasa untuk Indonesia dan Maluku. Meraka sebanyak 4 orang terpajang dalam bentuk patung batu di kawasan Tantui Atas. Kalau dari arah Passo menuju Batumerah maka patung batu itu berada di sebelah kiri sebelum SPBU, namun kalau dari Batumerah menuju Passo, maka patung pahlawan itu ada disebelah kanan.
Dulu kawasan atau lokasi itu, biasa-biasa saja. Namun sejak Dinas PU Provinsi merenovasinya, lokasi itu menjadi menarik. Bahkan sempat menjadi salah satu lokasi swafoto terbaik di Ambon setahun atau dua tahun lalu.
Sebab selain ada patung batu 4 pahlawan nasional disana, juga ada taman mini serta tak kalah menarik adalah air terjun buatan. Menawan sekali lokasi itu, apalagi ada tiang tinggi yang mengeluarkan cahaya lampu warna-warni.
Itu cerita 2017 akhir dan 2018 silam. Kini, kawasan itu?? Miris.
Kenapa miris? Air terjun tak lagi ada, lampu-lampu di atas tiang tak lagi menyala, taman tak lagi terurus dan yang sangat menyedihkan adalah patung batu pahlawan nasional asal Maluku.
Ada 4 pahlawan nasional asal Maluku yang diukir disana yakni Thomas Matulessy, Ch Martha Tiahahu, Karel Satsuitubun, dan Johanis Leimena. Patung mereka tak terurus lagi. Bahkan Johanes Leimena yang merupakan salah satu orang paling dipercaya oleh Bung Karno dimana Bung Karno pernah menunjuknya dengan pengangkatannya selama 20 tahun lebih untuk membangun negeri ini dan sangat berjasa di dunia kesehatan di Indonesia, kini sudah tertutup pohon.
Kasing eee, kalau memang dibuat kemudian tidak diurus, lebih baik jangan dibuat saja. Mereka sudah berjasa, mereka tak menuntut dibuat patungnya, namun kini mereka diabaikan atas perbuatan kita. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya? (paulus joris)