VLISINGEN(info-ambon.com)- Dalam upaya melayani kesehatan masyarakat Kota Ambon lewat hubungan kerjasama Sister City Ambon-Vlissingen terutama untuk klinik mata A-V-Passo, Dinas Kesehatan Kota Ambon memaparkan bahwa telah terjadi peningkatan sarana maupun prasarana serta tenaga medis.
Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Ambon, drg.Wendy Pelupessy, saat diterima Pemerintah Kota Vlissingen dalam rangka pembaharuan MoU antara Ambon-Vlissingen, di ruang rapat Kantor Walikota Vlissingen, Rabu 11/12/19.
“Dengan demikian Klinik Mata A-V kini merupakan tempat rujukan pasien bukan saja dari Kota Ambon, tetapi juga dari Kabupaten sekitar Kota Ambon seperti Maluku Tengah, Seram Bagian Barat,” aku Kadis.
Walaupun demikian diakuinya, tahun 2019 tidak dapat dilaksanakan operasi baik Mata, Urologi maupun Bedah Plastik karena terjadinya bencana Gempa Bumi yang melanda Kota Ambon dan sekitarnya bulan September 2019 lalu.
“Oleh karena itu, kita sudah melakukan koordinasi bersama Ketua Yayasan SSVA, Pak Bob Latuheru agar kegiatan operasi untuk mata dan Urologi tersebut dapat dilakukan pada bulan Februari 2020 mendatang. Sementara untuk operasi Bedah Plastik direncanakan tahun 2021, ” imbuhnya.
Selanjutnya menurut Pelupessy, untuk operasi Urologi telah mendapat ijin oleh Kemenkes.
“Konsul Kedokteran lewat Kemenkes telah memberikan ijin untuk dilakukan operasi Urologi di Ambon. Namun, ada persyaratan yang harus ditandatangani oleh para dokter yang akan melakukan operasi di Februari nanti. Sementara kita juga telah telah menyiapkan dokter dari Makassar,” papar drg.Wendy.
Ditambahkan, selain itu tetap ada project baru yang telah diuji-cobakan yaitu Higyiene dan Child Care juga Cardiology, yang awalnya telah disosialisasikan oleh dr Giovany kepada mahasiswa kedokteran yang berpraktek di RS dr. Haulussy serta semua Puskemas di Ambon.
“Kita berharap project baru ini kedepannya dapat dilakukan di seluruh Puskesmas di Kota Ambon,” terangnya.
Sementara itu, terkait obat-obatan Ketua Yayasan SSVA, Bob Latuheru mengatakan pihaknya bersedia menyediakan.
“Kita bersedia menyediakan obat-obatan dalam bentuk anggaran untuk dibeli di Indonesia. Mengingat seperti yang dikatakan dokter Wendy, setelah berkoordinasi dengan Kemenkes sebaiknya obat jangan dibawa dari Belanda, karena nomor bath obat hanya terdaftar di Kemenkes. Hal ini guna memudahkan evaluasi oleh Kemenkes dan Kemendagri serta menghindari masalah dengan bea cukai. Dan untuk bahan habis pakai seperti sarung tangan akan disiapkan di Ambon, ” paparnya.
Dikatakan, SSVA sangat senang jika apa yang dilakukan dapat membantu masyarakat Kota Ambon khususnya dari kalangan ekonomi rendah. (MCA/PJ)