AMBON(info-ambon.com)- Bulan Oktober 2019 mendatang, United Nations Educational, Scientific and Cultural Education (UNESCO) salah satu badan dunia PBB yang mengurusi masalah sosial dan budaya, akan ketok palu, atau menjatuhkan putusan untuk Kota Ambon.
Putusan yang akan diberikan UNESCO tersebut adalah menyangkut perjuangan Kota Ambon sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik, atau yang selama ini dikenal sebagai perjuangan untuk memperoleh predikat sebagai Kota Musik Dunia.
Berita Terkait: 29 November, Gubernur Launching Sekolah Music di Ambon
Direktur Ambon Music Office (AMO), Ronny Loppies kepada wartawan, Rabu (13/3/19) menyebutkan, berbagai persyaratan untuk menuju keputusan UNESCO tersebut, kini sementara gencar diusahakan pihaknya, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon maupun Badan ekonomi Kreatif (BeKraf). Dan salah satunya adalah dukungan dari kota-kota kreatif dunia yang sudah diakui UNESCO.
Loppies mengakui, baru-baru ini, Ambon sudah mendapat surat dukungan dari Kota Adelaide di Australia yang merupakan salah satu Kota Musik Kreatif pilihan UNESCO.
Berita Terkait: Seketaris Dirjen Kemendikbud RI Buka AIMB di Ambon
‘’Kami juga masih menunggu dokumen dukungan dari beberapa negara lain yang telah kita kujungi. Selain Adelaide di Australia, kami juga telah melakukan kunjungan ke Daigo dan Tongyong di Korea Selatan,’’ pungkas Loppies.
Dia mengakui, dokumen dukungan dari kota musik dunia di negera lain, merupakan salah satu faktor pembantu bagi Kota Ambon menuju kota musik dunia yang akan diputuskan bulan Oktober mendatang tersebut.
Disebutkan, khusus untuk dukungan dari Kota Adelaide, didapat Ambon melalui surat dukungan yang dikirim Director Office of Adelaide UNESCO City of Music, Rebeca Pearce lewat surat elektronic (email), pada Sabtu (9/3/19) lalu.
Menurutnya, dalam surat dukungannya, Rebecca menilai Kota Ambon pantas mendapatkan predikat UNESCO City of Music (Kota Musik Dunia versi UNESCO), karena musik itu penting bagi sebuah kota.
Berita Terkait: Malam Spektakuler Oscar Haris, Warga Penuhi Lapmer Ambon
“Ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari bagi Ambon, dan sepanjang sejarah musik telah menjadi alat perdamaian, solidaritas dan toleransi di Ambon. Selain itu kami telah belajar bahwa Ambon sekarang mendorong musik sebagai alat pengembangan ekonomi,” ujar Ronny menuturkan dalam catatan Rebecca.
Dikatakan, Rebecca atas nama Adelaide UNESCO City of Music, ikut mendoakan yang terbaik bagi Kota Ambon dengan usulannya, dan berharap semoga akan menjadi pertimbangan bagi UNESCO.
Proses mendapat dukungan oleh Kota Adelaide tercapai akibat kunjungan Pemerintah Kota Ambon, BeKraf, dan AMO pada Oktober 2018 lalu. “Dukungan yang diberikan berbentuk dokumen tertulis, dan hal tersebut merupakan salah satu syarat untuk menjadi Kota Musik Dunia oleh UNESCO,” terang Ronny.
Baca Juga: Rangkaian Musikologi Series BeKraf di Ambon Diapreseasi Tinggi
Dijelaskan, saat berkunjung ke Kota Adelaide, pihaknya bersama Pemerintah Kota Ambon, dan BeKraf, melakukan presentasi mengenai kota Ambon. Saat itu, pihaknya melakukan presentasi dan disaksikan oleh Adelaide City of music, kemudian pihak konservatorium dan town hall, serta pihak symphony orcestra.
“Saat itu kami memperkenalkan rencana Ambon menjadi Kota Musik Dunia, dengan musik menjadi alat perdamaian, dan musik untuk solidaritas,” paparnya.
Pihaknya, berharap hal tersebut dapat menjadi sesuatu yang penting, dan menjadi faktor perkembangan ekonomi masyarakat di Ambon serta Ambon akan dikenal dunia. (IA-EVA)
Discussion about this post