AMBON (info-ambon.com)-Konstribusi dunia perbankan di Provinsi Maluku dalam mendukung pengembangan perekonomian di wilayah Maluku selama triwulan II tahun 2019 cukup signifikan dan memiliki kinerja secara industri yang terjaga baik. Penyaluran kredit perbankan di triwulan II 2019 tumbuh positif secara year on year (yoy) sebesar Rp11,71 triliun menjadi Rp13,28 triliun.
“Realisasi petumbuhan tersebut sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit di triwulan I tahun 2019 yang tercatat sebesar 13,58 persen, namun lebih tinggi dari realisasi perumbuhan kredit Nasional yang tumbuh sebesar 9,94 persen (yoy), sektor ekonomi produktif yang berkontribusi terhadap penyaluran tersebut dengan antara sektor perdagangan besar dan eceran, kontribusi, adminstrasi pemerintahan pertahanan, dan jaminan social wajib, penyedia akomodasi dan penyedia makan minum, masing-masing secara yoy meningkat sebesar Rp12,94 persen, Rp184.08 Miliar atau 62,76 persen, Rp115,13 miliar atau 794,38 persen, Rp92,06 Miliar atau 41,35 persen,’’kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto, saat Media update II tahun 2019, di The Gade Coffe, Kamis (29/8/2019).
Selain itu, terdapat beberapa sektor ekonomi dengan pertumbuhan secara yoy yang cukup menonjol, antara lain sector real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahanan sebesar Rp42, 96 Miliar atau 67,04 persen, sektor perikanan sebesar Rp29,42 miliar atau 35,75 persen, dan sector pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar Rp26,04 miliar atau 17,67 persen.
“Hingga saat ini tahun 2019 pertumbuhanb kredit di Provinsi Maluku masih tetap terjaga di 2 digit, menunjukan optimism dan komitmen kuat sektor jasa keuangan, khususnya perbankan dalam mendukung peningkatan perekonomian di wilayah Maluku, baik melalui pembiayan disektor produktif maupun komsumtif .
Kredit komsumtif masih mendominasi dan menjadi motor pengerek kinerja industri perbankan Maluku, tercatat triwulan II tahun 2019, kredit komsumtif sebesar Rp8,76 triliun atau meningkat Rp655,62 miliar atau 8,09 persen yoy.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, meskipun lambat telah terjadi pergeseran pangsa kredit dari kredit komsumtif ke kredit produktif yakni posisi Juni 2018 sebsar 69,19 persen, posisi Desember 2018 sebesar 67,11 persen, dan posisi Juni 2019 sebesar 65,92 persen. Semakin meningkatnya pangsa kredit produktif diharapkan dapat mendapat sektor rill untuk semakin bertumbuh berkembang.
Sementara itu, kualitas kredit pada posisi triwulan II 2019 terpantau dengan rasio Non Perfoming Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah sebesar 1,41 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan I 2019 yang tercatat sebesar 1,24 persen. Namun konsidi tersebut terhitung masingj jauh di bawah NPL nasional yang tercatat sebesar 2,59 persen. (EVA)