JAKARTA (info-ambon.com)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk memperluas akses keuangan syariah kepada masyarakat.
Komitmen tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam acara Puncak Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025, yang digelar di Kantor OJK, Jakarta (27/3/2025).
Mahendra mengungkapkan, peningkatan inklusi keuangan syariah menjadi prioritas, terutama mengingat data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang mencatatkan inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen, dengan literasi keuangan syariah mencapai 39,11 persen.
“Kami meminta seluruh pemangku kepentingan untuk terus mengatasi tantangan dalam meningkatkan akses agar apa yang telah dicapai dalam literasi tidak terhambat oleh terbatasnya akses,” kata Mahendra.
Menurut Mahendra, beberapa tantangan yang dihadapi dalam mendorong industri keuangan syariah meliputi pengembangan produk yang masih terbatas dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini. Sebagai respons, OJK telah mengeluarkan sembilan regulasi dalam dua tahun terakhir untuk memperkuat sektor ini, termasuk aturan terkait kelembagaan, tata kelola, dan pengembangan SDM.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen (KE PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengajak seluruh pelaku jasa keuangan syariah untuk terus berinovasi.
“Kami perlu menjangkau lebih banyak masyarakat yang menginginkan layanan keuangan syariah tetapi mungkin masih kesulitan mengaksesnya,” ujarnya.
Sejak dimulai pada 23 Februari 2025, GERAK Syariah 2025 telah mengedukasi 6,35 juta orang melalui berbagai kegiatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Program ini terdiri dari rangkaian Kajian dan Obrolan Seputar Keuangan Syariah (KOLAK) serta Kompetisi Keuangan Syariah di Bulan Ramadan (KURMA). GERAK Syariah 2025 mencatatkan 2.863 kegiatan, termasuk 1.435 kegiatan literasi, 556 kegiatan inklusi, dan 872 kegiatan sosial. Kinerja keuangan syariah dari penghimpunan dana tercatat sebesar Rp1,4 triliun, sementara penyaluran dana mencapai Rp4,6 triliun.
Dalam acara tersebut, OJK juga memberikan penghargaan GERAK Syariah Award untuk pelaku usaha jasa keuangan syariah yang berprestasi. Penghargaan tersebut diberikan kepada beberapa bank dan lembaga syariah seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk, PT Bank Mega Syariah, dan PT Bank Muamalat Indonesia.
Sebagai bentuk komitmen lebih lanjut, OJK bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Kementerian Desa serta Kementerian Agama Republik Indonesia meluncurkan program Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) di desa-desa. Program ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem keuangan syariah dengan mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Penyuluh Desa sebagai Agen Laku Pandai Syariah.
Friderica berharap kolaborasi yang telah terjalin melalui GERAK Syariah dapat berlanjut tidak hanya selama bulan Ramadan, tetapi juga dalam program-program berkelanjutan lainnya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di seluruh Indonesia. (EVA)
Discussion about this post