AMBON(info-ambon.com)– Memasuki Triwulan I 2018, kinerja keuangan industri perbankan di Provinsi Maluku terus menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto kepada info- ambon.com, Rabu (9/5/18) di Ambon.
Kepala Kantor OJK Provinsi Maluku, Bambang Hermanto.-NEN-
Dikatakannya, peningkatan itu terukur dari total aset perbankan di Maluku yang meningkat dari Rp2,11 triliun menjadi menjadi Rp20,44 triliun atau tumbuh 11,52 persen, total dana pihak ketiga tumbuh 7,02 persen dari sebelumnya Rp883,99 miliar menjadi Rp13,47 triliun dan kredit meningkat Rp1,42 triliun menjadi Rp11,35 trilun atau tumbuh 14,28 persen.
Bambang mengatakan, kinerja industri perbankan di Maluku berada diatas rata-rata pertumbuhan nasional kecuali dan hal ini menunjukan kondisi perekonomian secara umum kondusif serta memiliki prospek yang baik kedepan.
Ia menjelaskan, sektor perdagangan besar dan eceran juga mengalami peningkatan, dari sebesar Rp256,68 miliar (13,07) pada posisi Februari 2018 menjadi sebesar Rp233,77 miliar (11,44) persen pada posisi Maret 2018, sektor pertanian dan kehutanan sedikit alami penurunan dari sebesar Rp35,55 miliar (34,74) menjadi sebesar Rp 34,26 miliar (32,54) dan sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman dari sebesar Rp72,41 miliar (50,85) persen menjadi sebesar Rp68,55 miliar (47,53) persen.
Ditambahkannya, peningkatan penyaluran kredit posisi Maret 2018 masih didominasi oleh kredit konsumtif dan penyumbang terbesar yaitu pada sektor rumah tangga -bukan lapangan usaha lainnya yang meningkat sebesar Rp1,62 miliar (15,71) diikuti sektor rumah tangga, untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar Rp445,93 miliar (13,81), sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp125,84 miliar (19,38) untuk sektor rumah tangga pemilik kendaraan bermotor yang meningkat sebesar Rp26,48 miliar (60,99).
Bambang tambahkan, sektor produktif juga mencatat pertumbuhan positif, terutama pada sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh sebesar Rp233,77 miliar (11,44), sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan minuman Rp69,55 milliar (47,53).
Untuk sektor pertanian , perburuan dan kehutanan sebesar Rp34,26 miliar (32,54) dan sektor industri pengolahan sebesar Rp24, 87 miliar (33,42).
‘’Komposisi portofolio penyaluran kredit per sektor masih dinominasikan pada sektor rumah tangga -kredit konsumtif (70,20), sektor perdangan besar dan eceran (20,06) dan sektor konstruksi (1,99) dari total kredit,” demikian Bambang Hermanto. (IA-NEN)
Discussion about this post