AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Maret 2023, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibanding Februari 2023, atau naik dari 103,10 pada Februari 2023 menjadi 103,16 pada Maret 2023.
“Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat meningkat sebesar 0,02 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,04 persen,” jelas kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Asep Riyadi di Kantornya, Kamis(6/4/2023).
Dikatakan, peningkatan NTP pada Maret 2023 disumbangkan oleh meningkatnya NTP pada tiga subsektor. “Tiga subsektor, yaitu, tanaman pangan (1,60 persen), subsektor hortikultura (1,08 persen) dan subsektor peternakan (1,21persen). Sedangkan dua subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (-0,43 persen), dan subsektor perikanan (-2,68 persen),” papar Riyadi.
Sementara itu, Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. “Harga yang diterima oleh petani (It) Provinsi Maluku pada Maret 2023 sebesar 118,00 atau naik sebesar 0,02 persen dibanding It Februari 2023 yang tercatat sebesar 117,98,” lanjut Riyadi.
Jika dilihat per subsektor, katanya, tiga subsektor mengalami peningkatan It, sementara dua subsektor lainnya mengalami penurunan. Peningkatan It tertinggi disumbangkan oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,76 persen.
Melalui Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2023, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 114,39 atau mengalami penurunan sebesar 0,04 persen dibandingkan Februari 2023 yang besarnya 114,43.
Jika dilihat per subsektor, satu subsektor mengalami penurunan Ib, yaitu subsektor perkebunan rakyat (-0,25 persen). Sedangkan empat subsektor lainnya mengalami peningkatan Ib. Ditambahkan, pihaknya mengatakan, NTP Tanaman Pangan (NTPP) Pada Maret 2023 terjadi peningkatan NTPP sebesar 1,60 persen.
Hal ini terjadi karena Ib mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen lebih rendah dari peningkatan It yang sebesar 1,76 persen. Peningkatan It pada Maret 2023 disebabkan oleh peningkatan indeks pada kelompok penyusun NTPP yaitu kelompok padi sebesar 3,49 persen dan kelompok palawija yang tercatat sebesar 0,77 persen.
“Peningkatan Ib sebesar 0,16 persen disebabkan oleh peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,17 persen dan peningkatan Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,09 persen,” ujar dia. (EVA)