AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Januari 2023, diketahui bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,46 persen dibanding Desember 2022, atau turun dari 103,88 pada Desember 2022 menjadi 103,39 pada Januari 2023.
“Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat turun sebesar 0,18 persen dan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,29 persen. Penurunan NTP pada Januari 2023 disumbangkan oleh turunnya NTP pada empat subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (-1,38 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (-1,17 persen), subsektor peternakan (-0,35 persen) dan subsektor perikanan (-0,13 persen),” jelas Statistisi Madya BPS Maluku, Jesicca Pupella, kepada wartawan di Kantor BPS Maluku, Jumat (3/2/2023).
Dikatakan, subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP yaitu sebesar 3,09 persen. “Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Harga yang diterima oleh petani (It) Provinsi Maluku pada Januari 2023 sebesar 117,69 atau turun sebesar 0,18 persen dibanding It Desember 2022 yang tercatat sebesar 117,90,” terang Pupella.
Sementara itu, lanjut dia, jika dilihat per subsektor, tiga subsektor mengalami penurunan It, sementara dua subsektor lainnya mengalami peningkatan. Penurunan It tertinggi disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 1,06 persen. Melalui Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada Januari 2023, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 113,83 atau mengalami peningkatan sebesar 0,29 persen dibandingkan Desember 2022 yang besarnya 113,50. “Jika dilihat per subsektor, seluruh subsektor mengalami peningkatan Ib, dengan peningkatan Ib tertinggi disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 0,34 persen. NTP Tanaman Pangan (NTPP) pada Januari 2023 terjadi penurunan NTPP sebesar 1,38 persen. Hal ini terjadi karena Ib mengalami peningkatan melampaui It sebesar 0,33 persen. Sementara itu It mengalami penurunan sebesar 1,06 persen,” papar dia.
Sementara itu, tambah Pupella, penurunan It pada Januari 2023 disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok penyusun NTPP yaitu kelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 2,59 persen dan 0,14 persen. “Peningkatan Ib sebesar 0,33 persen disebabkan oleh peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,35 persen dan peningkatan Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,16 persen,” tutur dia. (EVA)