Nilai Tukar Petani pada 42 Kecamatan di Maluku Meningkat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi.

AMBON (info-ambon.com)-Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Desember 2020, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,66 persen dibanding November 2020, atau naik dari 97,04 pada November 2020 menjadi 97,68 pada Desember 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi mengatakan, peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat meningkat sebesar 0,88 persen melampaui peningkatan harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga serta biaya produksi (Ib) yang juga meningkat sebesar 0,22 persen. Peningkatan NTP pada Desember 2020 disumbangkan oleh peningkatan NTP di tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor peternakan.

“Peningkatan NTP tertinggi dialami oleh subsektor hortikultura sebesar 2,20 persen diikuti oleh subsektor perkebunan rakyat sebesar 1,40 persen, serta sub sektor peternakan sebesar 1,33 persen, ” kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Asep Riyadi kepada Info-ambon.com, Selasa (5/1/2021) kemarin

Sementara itu, untuk dua subsektor lainnya, yaitu tanaman pangandan perikanan mengalami penurunan NTP pada Desember 2020 dibandingkan dengan kondisi November 2020. “NTP Provinsi Maluku Desember 2020 tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 97,57. Angka tersebut mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,85 persen jika dibandingkan dengan November 2020, ” lanjut Riyadi.

Selain itu, Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Riyadi menyebutkan, indeks harga yang diterima oleh petani (It) Provinsi Maluku pada Desember 2020 sebesar 104,23 atau naik sebesar 0,88 persen dibanding It November 2020 yang tercatat sebesar 103,32. Peningkatan It pada Desember 2020 disebabkan oleh meningkatnya It pada tiga subsektor, yaitu hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan.

Peningkatan It tertinggi dialami subsektor hortikultura sebesar 2,29 persen diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,74 persen, subsektor peternakan sebesar 1,47 persen.

“Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian, ” terang dia.

Selain itu, ditambahkan, pada Desember 2020, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 106,70 atau mengalami peningkatan 0,22 persen dibandingkan November 2020 yang besarnya 106,47. Jika dilihat per subsektor, semua subsektor mengalami peningkatan. Peningkatan Ib tertinggi di sumbangkan oleh subsektor perkebunan rakyat sebesar 0,34 persen, diikuti oleh subsektor perikanan sebesar 0,25 persen, subsektor peternakan sebesar 0,14 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,09 persen, ” pungkasnya.(EVA)

Exit mobile version