Nilai Tukar Petani di 42 Kecamatan Provinsi Maluku Alami Penurunan

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Asep Riyadi. -EVA-

AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 Kecamatan di Provinsi Maluku pada Agustus 2020, diketahui Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 1,21 persen dibanding Juli 2020, atau turun dari 96,34 pada Juli 2020 menjadi 95,17 pada Agustus 2020.

“Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat turun sebesar 1,45 persen melampaui penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib) yang tercatat sebesar 0,24 persen,”kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, di Ambon, Selasa (8/9/2020).

Dijelaskan, penurunan NTP pada Agustus2020 disumbangkan oleh penurunan NTP pada seluruh subsektor. “Penurunan NTP tertinggi dialami oleh subsektor hortikultura sebesar 2,54 persen diikuti oleh subsektor perikanan sebesar 1,62 persen yang di sumbangkan oleh penurunan pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,63 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 1,55 persen, subsektor tanaman tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,10 persen, subsektor peternakan sebesar 0,82 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,55 persen,”jelas Riyadi.

Dijelaskan, NTP Provinsi Maluku Agustus 2020 tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 94,78. Angka tersebut mengalami penurunan, yaitu sebesar 1,17 persen jika dibandingkan dengan Juli 2020. Pada periode yang sama NTP Provinsi Maluku berada 5,48 poin di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,65.2. Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. “Indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi Maluku pada Agustus 2020 sebesar 101,52 atau turun sebesar 1,45 persen dibanding It Juli 2020 yang tercatat sebesar 103,01. Penurunan It pada Agustus 2020 disebabkan oleh turunnya It pada seluruh subsektor,”terang dia.

Riyadi menambahkan, penurunan It tertinggi dialami subsektor hortikultura sebesar 2,76 persen diikuti oleh subsektor perikanan sebesar 1,75 persen yang disumbangkan oleh penurunan pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,76 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 1,69 persen, subsektor tanaman tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,42 persen, subsektor peternakan sebesar 1,06 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,71 persen. Penurunan NTP-P pada Agustus 2020 terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,71 persen melampaui penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,16 persen. “Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok padi sebesar 0,53 persen dan kelompok pala wija (khususnya komoditas ketela pohon, talas, dan ketela rambat) secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,83persen.

Sementara itu, penurunan Ib disebabkan turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,18 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tidak mengalami perubahan,”tutup dia.(EVA)

Exit mobile version