AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 Kecamatan di Provinsi Maluku pada Agustus 2019, diketahui bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding Juli 2019, atau turun dari 98,85 pada Juli 2019 menjadi 98,68 pada Agustus 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Dumanggar Hutahuruk menyebutkan, penurunan NTP terutama disebabkan oleh meskipun indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen, tetapi masih lebih rendah dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,50 persen.
“Penurunan NTP pada Agustus 2019 secara berurut disumbangkan oleh turunnya NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,11 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,19 persen. Sebaliknya subsektor perikanan mengalami peningkatan NTP sebesar 2,46 persen yang disumbang oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 2,62 persen dan perikanan budidaya sebesar 1,68 persen, diikuti oleh subsektor peternakan sebesar 0,65 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,02 persen,”katanya kepada wartawan, Selasa (10/9/2019)
Diketahui, NTP Provinsi Maluku Agustus 2019 tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 97,30. Angka tersebut juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,52 persen jika dibandingkan dengan Juli 2019. Pada periode yang sama NTP Provinsi Maluku berada 4,54 poin di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 103,22. Sedangkan Indeks Harga Yang diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.
Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi Maluku pada Agustus 2019 sebesar 136,54 atau naik sebesar 0,33 persen dibanding It Juli 2019 yang tercatat sebesar 136,09. Sedangkan, peningkatan It pada Agustus 2019 disebabkan oleh naiknya It pada hampir semua subsektor, tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 3,08 persen yang disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 3,24 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 2,29 persen, diikuti oleh subsektor peternakan sebesar 1,24 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,50 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,26 persen.
“Satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,63 persen,”ujar Hutahuruk.(IA-EVA)