AMBON(info-ambon.com)– Targer eksport Maluku pada tahun 2018 silam tercapai. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan, targer eksport tahun lalu sebesar 10juta US Dolar, dan tercatat tahun lalu nilai itu mencapai 10,8 juta US Dolar.

‘’Tahun lalu, total ekspor non migas Maluku capai 10,8 juta US Dolar, yaitu terdiri dari ekspor lewat Ambon sekitar 9,7 juta US Dolar dan lewat Tual sebesar 1,1juta US Dolar,” ungkap Pattiselano kepada wartawan, Senin (21/1/19) lalu.
Ia merinci, untuk Ambon, ekspor terbesarnya adalah ikan tuna sedangkan Kota Tual itu jenis kerapuh hidup, dan rata-rata pengiriman dilakukan ke Negara tujuan Hongkong.
“Nilai 10,8 juta US Dolar ini, jika dibandingkan dengan ekspor non migas tahun 2017 yang hanya 1,4 juta US dolar, maka terjadi kenaikan sebesar 700 persen. Peningkatan yang sangat signifikan ini akan kita jaga, supaya 2019 ini nilai ekspor kita terus meningkat,” jelasnya.
Dilanjutkannya, harus di akui bahwa nilai ekspor non migas Maluku meningkat signifikan itu karena kerja bersama seluruh tim peningkatan ekspor dan motor utama adalah instansi teknis seperti Bea Cukai, Karantina, Dinas Perindag Provinsi Maluku, kemudian PTSP dan juga Dinas Perikanan.
Pihaknya akan terus meningkatkan kerja tim di tahun 2019, karena program tim Peningkatan Ekaport Maluku pada tahun ini ada beberapa produk akan dilaksanakan supaya eksport semakin lancar.
Diakui, kedepan, bukan ikan tuna saja yang menjadi andalan ekspor Maluku, tapi hasil perikanan non ikan, misalnya kepiting. ‘’Kemarin kita sudah mulai dengan kepiting hidup. Tanggal 12 Januari lalu, kepiting hidup yang dikirim sekitar 1,1 ton, dilepas ekspor perdana itu ke Malaysia dan Singapura. Mudah-mudahan kepiting hidup ini menjadi komoditi yang di ekspor secara kontinyu dari Ambon,’’ jelasnya seraya menambahkan, untuk kepiting ini, basis produknya ada di Aru,” ungkap Pattiselano. (IA-IKA)
Discussion about this post