AMBON(info-ambon.com)-Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak tanah (mitan) masih menjadi bahan langkah di Kota Ambon, ibukota provinsi Maluku. Sejak awal tahun 2021, mitan seakan tertelan bumi.
Ironisnya, kelangkaan mitan di Ambon, selalu terjadi di awal-awal tahun. Seakan sudah menjadi kalender tetap bagi warga di kota raja-raja ini.
Pihak Pertamina mengklaim, pasokan mitan stabil, sehingga jika terjadi kelangkaan, pihaknya juga merasa aneh. Olehnya, diminta pihak kepolisian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) menindaklanjuti persoalan ini.
Berita terkait: PT Pertamina Minta Bantuan Polisi dan Pemerintah Ungkap Modus Kelangkaan Mitan
Dikawasan kecamatan Baguala Kota Ambon, pencarian mitan pada semua sub agen penjualan, tidak ditemui. ‘’Minyak belum masuk, mungkin dalam waktu dekat ini,’’ begitu jawaban semua sub agen, seakan kompak.
Kondisi ini membuat warga yang masih menggunakan mitan untuk kebutuhan masak, menjadi kesulitan. Bahkan tak jarang, praktek pinjam pakai digunakan warga untuk mengatasi sementara kondisi ini.
Selain mitan yang menghilang, kondisi serupa juga terjadi untuk kebutuhan rumah tangga lainnya yakni cabe (cili) kecil.
Di pasar-pasar tradisional Kota Ambon, harga cabe ini naik sudah 2 kali lipat dari harga normal.
Jika sebelumnya, komoditi ini dijual dengan harga Rp50-60 ribu tiap kilogramnya, maka saat ini naik menjadi 110-120 ribu tiap kilogramnya. ‘’Harga cili semakin pedis kaka,’’ kata salah satu pedagang di Mardika.
Menurut Norma, pedagang di Mardika, mahalnya harga cabe ini, disebabkan pasokan yang sangat terbatas. Dan juga banyak petani cabe di luar Ambon yang alami gagal panen karena cuaca ekstrim. (PJ)