AMBON(info-ambon.com)-Sebagai bentuk dukungan untuk Ambon menjadi salah satu Kota Musik Dunia, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Ambon Music Office (AMO) menggelar diskusi kelompok terpumpun Penyusunan Dokumen Aplikasi Ambon Menuju Kota Musik Dunia ke Unesco dengan menghadirkan Indonesian Creative Cities Network (ICCN) atau Jejaring Kabupaten Kota Kreatif. Diskusi dilakukan di Swissbell Hotel, Senin(3/12/18).
Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler saat memberikan arahan pembuka diskusi terpumpun, dan berpose bersama dengan peserta dan penyelenggara.-PJ-
Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler pada kesempatan itu sampaikan, berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah Kota Ambon untuk ditetapkannya Ambon sebagai Kota Musik Dunia oleh Unesco yang rencananya didaftarkan pada September 2019 mendatang.
Dan salah satu lembaga yang cukup berperan signifikan dalam menentukan terima tidaknya proposal Ambon sebagai kota music dunia, adalah ICCN, sebab mereka akan mengkaji secara mendalam, bagaimana dukungana dan persyaratan untuk nantinya didaftar kesana.
Disebutkannya, dari beberapa kali kunjungan ke beberapa kota music dunia baik di Korea Selatan maupun Australia, disana sangat nampak dukungan musisi, perguruan tinggi atas upaya ini. ‘’Dan saya harap, dukungan ini juga dapat diberikan maksimal untuk memenuhi persyaratan pendaftaran,’’ jelasnya.
Selain dengan musisi, ICCN juga akan melakukan pertemuan dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Selasa (4/12/18) terkait dengan apakah
seluruh program yang dibuat oleh OPD yang berada dilingkup Pemkot sudah mempunyai dampak yang baik bagi penetapan Ambon sebagai kota musik.
Hadler tambahkan, masing-masing orang diharapkan memainkan perannya sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebab pemerintah akan merasa lengkap, jika didukung oleh semua lapisan termasuk pihak swasta yang akan mendorong kita menuju penetapan dunia tersebut.
‘’Saya berharap, diskusi ini dan esok, bisa menghasilkan rumusan-rumusan untuk direncanakan dan menjadi masukan berharga ICCN dalam penyusunan proposal ke Unesco nanti,’’ demikian Hadler. (IA-PJ)
Discussion about this post