Lagu Ale Itu L**te Jadi Polemik, Walikota: Karya Musik harus Pertimbangkan Nilai Etika dan Spiritual

Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

AMBON (info-ambon.com)-Walikota Ambon Richard Louhenapessy, mendorong agar seluruh musisi di Kota Ambon terus berkarya, namun ia juga menghimbau karya yang diciptakan harus bernilai etika moral.

Dikatakan, aktivis dan penggiat perempuan di Maluku melihat bahwa narasi daripada lirik lagu “Ale Itu L**te” terlalu diskriminatif dan gendernya sangat meremehkan kaum perempuan. Padahal, diketahui bahwa kaum perempuan itu harus di berikan tempat yang sempurna, baik itu di lingkungan, keluarga dan lainnya.

“Hal ini terjadi karena judul lagu berjudul “Ale Itu L**te” jadi judul itu saja pasti orang tertarik denga liriknya.  Dan kita pelajari liriknya sangat mendiskriminasikan kaum perempuan,’’ jelasnya.

Dikatakan, dari hasil rapat kita, baik dari pencipta lagu, penggiat kaum perempuan sepakat untuk tetap kita memberikan apresiasi kepada musisi untuk tetap berkreasi dengan hasil-hasil yang bisa dihasilkan sebagai wujud dari sebuah kota kreatif, cuma memang kita menghimbau supaya kiranya hasil ciptaan itu mempertimbangkan nilai -nilai etika moral dan spiritual yang hidup di tengah-tengah masyarakat,”kata Walikota kepada wartawan diruang rapat VIP Vlisingen, Kamis (18/3/2021).

Tak hanya itu, terkait dengan penggunaan akun Ambon Musik Office, yang seakan-akan itu AMO memberikan dukungan terhadap hasil cipta, dan secara resmi AMO sama sekali tidak pernah memberikan dukungan.

“AMO tidak ada urusan dengan masalah cipta dan mencipta karena secara konten itu AMO memiliki kompetensi untuk mengakomodir dan mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam sebuah kotak musik saja,”tandasnya.

Oleh karena itu, ada akun AMO yang dipakai maka pihaknya sudah sepakat bahwa Diskominfo dan penyelenggaran HUT Kota akan memberikan laporan kepada polisi untuk melacak siapa yang menggunakan akun sehingga menimbulkan polemik di Kota Ambon.

Dari judul lagu itu, lanjut Walikota jika dilihat dari segi kreativitas musik baik, tapi dari segi narasinya itu yang dianggap vulgar dan secara subjektif merendahkan kaum perempuan yang betul-betul kita hormati dan sanjung.

Ia menambahkan, pada sisi lain, pihaknya  juga pihaknya akan menyurat pihak yang punya kompeten, agar lagu itu tidak disebar luaskan karena bisa menggangu kaum perempuan terutama di Maluku. (EVA)

Exit mobile version